Mantan Danjen Kopassus Ajak Teroris KKB untuk Kembali Bergabung ke NKRI

Mantan Danjen Kopassus Ajak Teroris KKB untuk Kembali Bergabung ke NKRI

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Setelah KKB Papua resmi dinyatakan sebagai organisasi teroris, mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menunjukkan sikap yang mengejutkan.

Alih-alih memburu para anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, perwira tinggi TNI yang menjabat sebagai Pangdam XVIII/Kasuari itu malah membuka komunikasi dengan tokoh-tokoh di Papua Barat.

Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa juga menyebut para KKB Papua itu sebenarnya adalah saudara, sehingga harus diajak untuk kembali ke NKRI melalu langkah-langkah persuasif.

Melalui komunikasi tersebut, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa meminta para tokoh masyarakat di Papua Barat untuk mengajak anggota KKB Papua kembali ke NKRI.

"Mereka (kelompok separatis) adalah warga negara Indonesia dan mereka sesungguhnya saudara.

Sekarang, bagaimana kita harus segera mengajak mereka dan melakukan langkah-langkah persuasif kepada mereka.

Ini khususnya ditujukan kepada putra-putra daerah, karena kalau (ajakan, Red) itu tidak dilakukan, maka permasalahan tidak akan selesai," ujar Nyoman Cantiasa, Sabtu (1/5/2021), dilansir dari Antara.

Nyoman Cantiasa juga mengatakan bahwa seluruh kelompok masyarakat harus mewaspadai adanya ancaman paham radikal dan separatis yang kerap menyasar generasi muda.

Terkait itu, ia berpendapat tokoh-tokoh masyarakat memiliki peran penting mencegah paham-paham tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Dalam menghadapi ancaman-ancaman radikal ini, mari kita terus dan harus waspada terhadap infiltrasi dan kaderisasi radikalisme, yang masih banyak masuk ke anak-anak, kalangan generasi muda, kampus atau mahasiswa, juga ke keluarga kita," tutur Pangdam XVIII Kasuari saat menyampaikan pesan ke tokoh-tokoh masyarakat di Papua Barat.

Nyoman Cantiasa juga meminta kepada tokoh masyarakat di Papua Barat untuk senantiasa mengingatkan orang-orang di sekitarnya agar tidak terpengaruh ajaran radikalisme dan separatisme.

"Mari kita jaga keluarga, anak-anak, kampus, institusi, dan yang lainnya, kemudian mari kita saling mengingatkan saudara-saudara kita agar jangan terpengaruh dengan radikalisme, terorisme, dan separatisme. Membangun Papua Barat ini harus dengan hati," ucap dia menambahkan.

Menurut Pangdam, pembangunan di Papua Barat akan cepat terwujud jika ada perdamaian, kerukunan, dan persatuan seluruh kelompok masyarakat.

"Mari kita terus tanamkan rasa nasionalisme, nilai-nilai Pancasila. Kita punya Bhineka Tunggal Ika.

Kita adalah anak-anak Indonesia. Mari kita perkaya wawasan keagamaan kita dengan cara mencari sumber-sumber atau tokoh-tokoh yang memiliki pandangan yang moderat dan damai," kata dia.

Nasib KKB Papua Akan Diburu Densus 88

Sementara itu, para anggota KKB Papua akan diburu Densus 88, sama seperti Ali Kalora Cs dari Mujahidin Indonesia Timur atau MIT Poso.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Kabagpenum Div Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Jumat (30/4/2021).

"Tentunya saat ini Polri sedang merumuskan implementasi keterlibatan Densus 88 yang merupakan pasukan khusus menangani aksi-aksi terorisme di Indonesia.

Terkait dengan kelompok kriminal bersenjata yang telah disebut oleh pemerintah merupakan  teroris tentunya juga terjadi perubahan cara dan penegakan hukum serta hukum acaranya," ujar Ramadhan.

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Mabes Polri: Seperti Penanganan Teroris di Poso, Densus 88 Akan Diterjunkan Tumpas KKB di Papua'

Menurut Ramadhan, saat ini staf operasi Polri sedang merumuskan implementasi seperti apa keterlibatan dari personel Densus 88 AT Polri tersebut.

Mengacu seperti penanganan teroris di Poso terhadap Mujahidin Indonesia Timur operasi yang dilakukan melibatkan Densus 88.

"Artinya dalam penanganan kasus terorisme yang terjadi saat ini terhadap KKB Papua maka personel Densus 88 pastinya akan dilibatkan juga tentunya cara bertindak dan penegakan hukumnya juga mengikuti UU terorisme."

Ramadhan juga menanggapi terkait peringatan jangan sampai pelanggaran HAM, termasuk bagaimana menjamin proses penegakan hukum terhadap teroris sesuai dengan kaidah HAM.

"Polri juga harus memetakan karena kelompok kriminal bersenjata ini berbaur, kita harus benar-benar memetakan mana masyarakat mana kelompok kriminal bersenjata jangan sampai terjadi salah sasaran.

Karena mereka ini bisa membentengi diri dengan cara berbaur dengan masyarakat." ujar Ramadhan.

"Saat ini terdapat Operasi Nemangkawi dimana pendekatan-pendekatan pre-emtif dan preventif yang dilakukan.

Hal ini Dapat dicontohkan seperti Operasi Binmas Noken dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat yang bertujuan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah tersebut," tandasnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita