GELORA.CO - Beredar kabar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan akan dilaporkan ke pihak kepolisian terkait kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta.
Sontak, kabar tersebut pun menuai reaksi dari beragam kalangan. Salah satunya datang dari Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma.
“Lho, yang berkerumun siapa, yang mau dilapori siapa? Emangnya enggak ada kerjaan lain apa ya?” ujar Lieus kepada wartawan, Senin (3/5).
Lieus mendengar, pihak yang hendak melaporkan Anies ke polisi adalah kelompok mengatasnamakan Gardu Banteng Marhaen. Namun rencana GBM tersebut dinilainya tak berdasar.
“Kayaknya yang mau ngelaporin itu kurang kerjaan kali ya?” kritiknya.
Menurut Lieus, Pasar Tanah Abang adalah pusat perdagangan yang besar. Keramaian pasar tersebut pun bak menjadi tradisi di setiap menjelang lebaran.
"Nah sekarang, di tengah pandemi Covid-19, ada keramaian yang sudah mentradisi itu karena orang tetap ingin berbelanja kebutuhan lebaran di Tanah Abang. Terus kok Anies yang mau disalahkan? Logikanya di mana itu?” tanya Lieus.
Kalau pun memaksa mencari kesalahan dalam kerumunan di Pasar Tanah Abang, Lieus justru menyarankan untuk melihat imbauan Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang menyuruh masyarakat berbelanja jelang lebaran dengan alasan mendongkrak ekonomi rumah tangga.
“Sebab Sri Mulyanilah yang mengajak masyarakat agar berbelanja baju baru dan bingkisan Lebaran untuk menggerakkan ekonomi,” kata Lieus.
Di sisi lain, saat ini Gubernur Anies telah mengambil langkah untuk memberlakukan pengetatan pengendalian pengunjung Tanah Abang terhitung sejak Minggu kemarin (2/5).
Pengetatan ini bukan hanya berlaku di pasar Tanah Abang, namun juga setiap kawasan pasar di ibukota. “Tujuannya tentu saja supaya potensi klaster baru Covid-19 bisa diminimalisir,” tutup Lieus. []