GELORA.CO - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) membolehkan warga Negeri Paman Sam yang sudah divaksin Covid-19 untuk melepas masker.
Kebijakan itu menjadi kontroversial di publik, termasuk diperbincangkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban, menyampaikan penolakannya terhadap otoritas terkait di Amerika Serikat yang mengeluarkan kebijakan tersebut.
"Lupakan pedoman CDC untuk melepas masker bagi yang sudah divaksin. Saya tidak setuju," ujar Zubairi Djoerban dalam akun Twitternya, Minggu (16/5)
Menurutnya, kebijakan tersebut belum bisa berlaku di Indonesia. Sebabnya, dia memandang konsekuensi atau efek melepas masker pada saat ini masih cukup besar di Indonesia.
"Kita pun tak dapat secara efektif mengetahui apakah seseorang sudah divaksin atau belum itu hanya dari masker," imbuhnya.
Dalam pandangannya, sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini menyatakan bahwa definisi mengenai situasi normal tidak bisa sebatas melepas masker saja.
"Di beberapa negara, banyak orang tetap memakai masker--meski kondisi negaranya baik-baik saja," ungkapnya.
Maka dari itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini tidak setuju dengan pedoman melepas masker dari CDC itu. Justru hal itu menuntun kepada situasi Covid-19 yang tengah terjadi di India atau Malaysia.
"Semoga Indonesia tidak setuju dengan CDC dan semoga angka kasus Covid-19 pasca-Lebaran tidak melonjak. Amin," pungkas Zubairi Djoerban.[rmol]