GELORA.CO - Raharjo (42) akrab dipanggil Pino, warga Mangkubumen, Banjarsari, Solo, sudah tujuh tahun menjadi juru parkir atau jukir di kawasan Jl. Yosodipuro, Solo.
Tapi Bulan Mei tahun ini menjadi kenangan tersendiri bagi jukir di Solo yang juga bapak satu anak itu. Pada 12 Mei 2021 lalu, ia menemukan uang ratusan ribu dalam amplop berwarna putih terjatuh di lahan parkirnya.
Pino saat berbicang dengan Solopos.com, Jumat (27/5/2021) bercerita setelah menemukan uang itu segera mengumumkan ke seluruh orang-orang di kawasan itu. Namun, tidak satu pun orang merasa memiliki uang di dalam amplop itu.
Jukir itu pun mengumumkan penemuan uang itu di media sosial. Ia mencantumkan nomor handphone dengan harapan pemilik uang itu segera mengubunginya. Pino memberi syarat bakal menyerahkan amplop itu dengan catatan bisa menyebutkan nominal uang itu.
“Amplop itu sudah sedikit tersobek saat saya temukan. Ada nama panggilan tertulis di amplop itu. Jumlahnya ratusan ribu bukan jutaan rupiah,” papar dia.
Selang memposting temuan itu, Pino mencatat ada empat orang yang menghubunginya. Seluruhnya mengaku merupakan pemilik uang itu. Namun, tidak ada yang bisa menyebutkan nama di amplop dan nominal uang itu.
Menunggu 10 Hari
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menunggu sekitar 10 hari. “Saya akhirnya menyumbangkan uang itu sebagai bantuan ke saudara-saudara saya di Palestina,” papar dia.
Menurutnya, pemilihan Palestina bukan tanpa sebab. Ia mengaku telah memilih lembaga bantuan yang paling valid. Ia merasa saudara-saudara umat Islam di Palestina banyak yang memerlukan bantuan.
Keputusan untuk menyumbangkan uang itu ke Palestina ternyata membuatnya di-bully beberapa netizen. Banyak yang menganggap seharusnya Pino menunggu dulu sampai pemilik asli menghubunginya.
Lalu banyak pula yang mempertanyakan keputusannya menyalurkan uang itu ke Palestina. Ia pun memilih mengabaikan komentar negatif itu. Bahkan, ia menyatakan siap mengganti sejumlah uang itu jika pemilik asli uang itu menghubunginya.
“Saya tidak memedulikan komentar negatif. Bahkan, ada netizen yang bilang harusnya tidak perlu diumumkan daripada saya di-bully,” papar dia.
Ia mengaku bisa saja setelah menemukan uang itu ia cukup diam saja. Berpura-pura tidak mengetahui apa pun. Uang itu bisa digunakan untuk bekal memancing atau apa pun.
Namun, hatinya berkata uang itu bukan haknya. Pino meyakini setiap sesuatu ada balasnya, apalagi ia memiliki seorang anak yang memiliki perjalanan hidup panjang.
Stigma Tato di Masyarakat
Namun komentar negatif itu tak seberapa jumlahnya dibandingkan apresiasi atas keberaniannya. Banyak yang mengecek foto profil facebook Pino. Apresiasi itu berangkat dari tubuh Pino yang penuh tato. Stigma tato identik dengan orang berkelakuan negatif terbantahkan oleh Pino.
“Memang masih banyak yang menilai orang dari luar saja. Alhamdulillah, saya tetap menjaga iman saya. Jangan sampai mengambil yang bukan hak saya,” papar dia.
Ia mengaku mengumumkan barang temuan di Facebook bukan kali ini saja. Beberapa waktu lalu, ia menemukan dua buah dompet berisi uang. Ia memposting temuan itu dan mengembalikan kepada pemilik asli.
Pino mengaku menjadi juru parkir sangat sering menemukan pengguna kendaraan yang meninggalkan benda-benda berharga di sepeda motor.
“Kalau mengembalikan handphone yang tertinggal sudah tidak terhitung. Setiap bulan pasti menemukan handphone tertinggal. Yang penting iman saya selalu terjaga. Jangan sampai turun,” papar dia.
Ia mengaku dalam sepekan hanya tiga hari bekerja sebagai juru parkir. Sisanya ia habiskan waktu untuk memancing.
“Pendapatan parkir ya cukup lah buat bayar cicilan. Lebih baik memancing daripada gibah,” papar dia. []