GELORA.CO - Sikap kritis terhadap rezim Joko Widodo dianggap sebagai salah satu faktor tingkat keterpilihan Partai Demokrat melejit ke papan atas.
Pendapat ini disampaikan pakar sosial politik, Muslim Arbi menanggapi hasil survei dari Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC). Di mana Partai Demokrat berhasil menembus posisi tiga besar.
Partai Demokrat memiliki elektabilitas 14,8 persen atau sedikit di bawah Partai Gerindra 15,03 persen dan PDI Perjuangan 19,6 persen yang berada di posisi pertama.
Menurut Muslim, posisi Demokrat semakin melejit ke papan atas tidak lepas dari gonjang-ganjing Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit yang menobatkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum.
Oleh publik, KLB Sibolangit dianggap sebagai upaya sistematis dari rezim untuk melumpuhkan Partai Demokrat karena selalu kritis pada pemerintah.
“Nampak Istana tidak suka akan hal itu. Lalu Demokrat diobok-obok. Tapi justru karena diobok-obok itu maka Demokrat melejit," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (23/5).
Demi menjaga kepercayaan rakyat, Muslim meminta Partai Demokrat, khususnya kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Demokrat untuk tetap kritis pada rezim Jokowi.
"Karena kritisisme itu adalah salah satu esensi demokrasi. Kalau sudah tidak kritis lagi, alamat matilah demokrasi. Dan yang hidup adalah otoritarianisme berbalut jargon-jargon demokrasi," pungkas Muslim.(RMOL)