GELORA.CO - Sosok Jenderal Gatot Subroto mungkin belum banyak yang tahu. Pasalnya, sejumlah kalangan mengatakan ia beragama Islam namun pahlawan nasional tersebut penganut agama Buddha. Akan tetapi, jelang wafat ia mengucapkan dua kalimat syahadat.
Riwayat terkait agama Jenderal Gatot Subroto tersebut telah diulas oleh Peter Britton dalam bukunya berjudul ‘Profesionalisme dan Ideologi Militer Indonesia’.
Dalam isi buku tersebut, Peter Britton menuliskan Gatot Subroto wafat di depan ulama yang membimbingnya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Selepas mengucapkan kalimat syahadat itu, Sang Jenderal pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang.
Melansir Tirto.id, Minggu 30 Mei 2021, meski sudah mengucapkan syahadat namun Gatot Subroto diakui sebagai pemeluk Buddha.
Keyakinan Gatot soal Buddha tersebut diungkapkan cucu mendiang pahlawan nasional itu, Laurens.
Laurens sendiri mendapatkan cerita soal agama Gatot Subroto tersebut dari ayahnya. Sang ayah menceritakan kepadanya bagaiman Gatot mendidik ibadah kepada anak-anaknya.
Dulunya, kata Laurens, Gatot Subroto mengajak anak-anaknya ke gereja tiap Minggu dan ke masjid tiap jumat.
Menurut ayah Laurens, Jenderal Gatot Subroto melihat ada yang kurang meyakinkan dari dua keyakinan tersebut.
Belakangan, Laurens mendapatkan cerita dari ayahnya bahwa sang Jenderal Gatot memeluk Buddha.
Saat Gatot meninggal, banyak biksu yang mengantarnya ke liang lahat. Laurens berkesimpulan kakeknya pernah mengimani agama lain, tapi di masa senjanya dia memeluk Buddha.
“Saya mengetahui kakek ada hubunganya dengan umat Buddha justru setelah baca artikel. Setelah itu bapak bercerita, pada saat meninggalnya kakek, banyak monk (bhikkhu). Dari situ barulah kami tahu, bahwa kakek memeluk agama Buddha pada masa tuanya,” ujar Laurens, seperti dikutip dari situs Buddhazine.
Sementara berdasarkan informasi anak buah Jenderal Gatot di Kemiliteran, Soemantri Mohammad Saleh mengatakan bahwa atasannya itu pernah mengaku terang-terangan menganut agama Buddha.
Soemantri sebagaimana dalam laporan Tirto, pada 1960 malahan mengikuti ajaran Buddha dan menjadi Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi).
Ia yang lahir sebagai Islam akhirnya memeluk Buddha dua tahun sebelum Jenderal Gatot Subroto wafat.
Mengutip Hops.id, makam Jenderal Gatot Subroto di Ungaran, Kabupaten Semarang sering didatangi oleh para mahasiswa dan pemuda Buddhis.
Menurut laporan situs Buddhazine, Jenderal Gatot Subroto punya peran dalam perkembangan Buddha di Indonesia.
Istri Gatot pernah mewakili wanita Buddhis dari Indonesia dalam Konferensi Wanita Buddhis Sedunia di Jepang pada 1961. []