Oleh:Amir Machmud NS
tak luruhkah ketakaburanmu oleh lantun takbir?
yang mengetuk dinding-dinding hati
yang mengusik tirai-tirai nurani
tapi jangan-jangan kalian tak lagi punya hati
o, jangan-jangan tak lagi kenal nurani
: dan takbir berlalu ke udara hampa
memilih merayakan malam elok
bersama hamba-hamba yang berhati terbuka
tak tersentuhkah rasamu oleh sepoi-sepoi kesadaran?
yang menyembul oleh pencerahan
yang terusap oleh lembut kalimah tayyibah
tapi jangan-jangan kekuasaan telah membutakan
syaraf rasa di semua indera
: dan kalian tak lagi merasa penting memfitrikan jiwa
dan kalian menutup diri dari langit budi
masihkah kita berharap idul fitri menjadi pintu
melembutkan jiwa mereka yang bersipongah dengan kekuasaan?
masihkah kita patut berharap
hari suci menjadi pembasuh niat
menghancurkan ka-pe-ka
menjadi peluntur mata angkara mendustakan agama
menjadi penetral kehendak untuk menjauhkan rakyat dari realita?
Allahu akbar walillahil-hamdu.
(adalah wartawan dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah. Sebagai penyair, ia telah membukukan puisi-puisinya dalam antologi Tembang Kegelisahan dan Percakapan dengan Candi.)