GELORA.CO - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, geram karena Wali Kota Medan, Bobby Nasution, merasa tak ada koordinasi terkait lokasi karantina WNI dari luar negeri yang tiba di Sumut. Bobby kembali memberi respons.
Bobby awalnya menjelaskan soal hotel di Medan yang digunakan untuk karantina. Bobby awalnya mengira tidak ada lagi hotel di Medan yang dipakai untuk karantina. Namun, ternyata masih ada.
"Ya itu makanya kemarin, kemarin itu kami menanyakan di mana karantinanya, dikatakan kemarin per tanggal 1 (Mei), yang di hotel sudah tidak ada, cuma kita cek rupanya masih ada gitu.
Kemarin saya langsung dengar dari via telepon Pak Gub dengan dinas kesehatan mengatakan tanggal 1 kemarin sudah sebenarnya tidak ada di hotel. Tapi kita cek di lapangan masih," sebut Bobby usai meninjau Pusat Pasar Medan, Kamis (6/5/2021).
Bobby mengaku dirinya hanya mempertanyakan hal tersebut. Bobby menyebut pihaknya hanya ingin diikutsertakan dalam penanganan WNI dari luar negeri yang dikarantina di wilayah Medan.
"Nah ini yang sebenarnya kami pertanyakan dan kalau kita bukan mau apa-apa, kalau itu memang masih (ada WNI dari luar negeri yang karantina), izinkan juga personel kami untuk membantu. Membantu yang ada di hotel-hotel karena apa tadi, ini keluarga WNI yang datang ke hotel kan nggak mungkin dihalangi untuk ketemu keluarga," sebut Bobby.
"Kan nggak mungkin nanti keluarga ada dalam satu hotel ada seratusan WNI. Kalau semuanya, satu-satu keluarga dua (orang datang) saja, dua kali 100 sudah 200 dalam satu hotel saja. Nah ini gimana protokol kesehatannya. Nah ini biarkan petugas kami juga ikut membantu. Petugas kami juga ikut menjaga prokes. Itu saja, tak ada lebih," ujar Bobby.
Perseteruan antara Bobby dan Gubsu Edy berawal saat Bobby melayangkan protes karena merasa Pemprov Sumut tidak melibatkan Pemko Medan dalam pembahasan lokasi isolasi WNI di Medan. Lokasi karantina ini tersebar di lima hotel dan beberapa kantor milik Pemprov Sumut yang ada di Medan.
"Ini karantina adanya di Medan dibuat. Memang WNA (warga negara asing) di Deli Serdang dekat bandara, untuk di Medan ada beberapa hotel dan beberapa kantor dinaslah kita bilang milik provinsi, bukan Kota Medan. Karena ini wilayahnya provinsi, tapi kami meminta agar Kota Medan diberi informasi lebih lanjut," kata Bobby kepada wartawan, Rabu (5/5).
Menurut Bobby, Pemko Medan semestinya dilibatkan dalam penentuan lokasi karantina WNI. Alasannya, agar Pemko Medan bisa menambah personel untuk mengawasi para WNI yang sedang dikarantina.
"Karena seperti keluar hotel, begitu ada keluarganya yang datang. Sementara pasukan di sana tidak paham, harusnya Kota Medan diinformasikan agar penambahan pasukan di sana apakah dari BPBD kita, Satpol PP kita, itu bisa membantu Provinsi Sumut menambah personel, hotelnya sampai hari ini ada lima hotel," ujar Bobby.
Pernyataan Bobby itu membuat Edy geram. Edy geram karena Bobby mengaku tidak tahu lokasi karantina WNI dari luar negeri yang tiba di Sumut.
"Ada lagi yang teriak-teriak di medsos atau di apa itu, wali kota tidak tahu. Loh, emang Tuhan Maha Tahu, tapi kalau orang satu-satu minta diberi tahu tambah mundur dia. Hai manusia, bertakwalah kamu, kata Tuhan. Tapi tak satu per satu juga, kau harus tahu, kau harus tahu," kata Edy di rumah dinas Gubsu, Medan, Kamis (6/5).
Edy menyampaikan itu saat membuka rapat koordinasi penanganan virus Corona di Sumut. Plt Kepala Dinas Kesehatan Medan Syamsul Nasution hadir pada rapat itu.
Edy kemudian meminta Syamsul Nasution memberi tahu Bobby terkait tempat isolasi ini. Edy mengancam akan marah jika Bobby tetap mengaku tidak tahu.
"Ada yang dari Medan? Kamu (Syamsul) berita tahu itu, jangan nanti bilang nggak tahu lagi. Aku lama-lama jadi marah aku ini," ucap Edy.
"Tak ada urusan sama aku itu siapa pun dia. Jangan bikin aku marah, kalau aku marah nggak peduli aku siapa dia," tambahnya.(dtk)