GELORA.CO - Bayangan bahwa tahun 2021 akan lebih ringan bagi dibandingkan tahun 2020 bagi dunia penerbangan ternyata tidak sesuai harapan. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra tidak menampik bahwa di awal tahun 2021 pihaknya sudah kelimpungan.
Pernyataan itu disampaikan Irfan Setiaputra menanggapi rencana Garuda memensiunkan 2 ribu karyawan di tahun ini. Sehingga jumlah karyawan yang sebelumnya sebanyak 7.890 karyawan bisa terpangkas menjadi 5.945 orang
Irfan menjelaskan bahwa keresahan di tubuh direksi terus terjadi, khususnya pertanyaan mengenai apakah strategi yang mereka terapkan untuk bertahan sudah tepat.
Terlepas dari itu, dia mengurai bahwa Garuda saat ini telah terlilit utang hingga Rp 70 triliun. Sementara setiap bulannya, Garuda juga masih tekor dan akan terus berutang lebih dari Rp 1 triliun.
“Kalau sampai hari ini kita masih bertahan, teman-teman harus menyadari bahwa setiap bulan ada lebih dari Rp 1 triliun kewajiban Garuda yang dibayarkan kepada pihak-pihak di luar Garuda,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (26/5).
Lebih gamblang lagi, Irfan mengurai bahwa pihaknya memprediksi pemasukan Garuda hanya akan mentok di angka 56 juta dolar AS. Sementara di satu sisi pengeluaran Garuda berkali lipat.
“Kita harus bayar biaya sewa pesawat 56 juta dolar AS, maintanance 20 juta dolar AS, Asto 20 juta dolar AS, pegawai 20 juta dolar AS. Jadi secara cash kita sudah negatif. Dan modal kita sudah minus Rp 41 triliun,” demikian Irfan. []