GELORA.CO - Nilai-nilai kebangsaan saat ini bukan hanya terancam, akan tetapi terus digerus oleh mesin korupsi yang bernama imperium buzzer-buzzer politik.
Begitu kata mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas saat menjadi narasumber di acara bertajuk "Menilik Pemberantasan Korupsi Pasca Tes Wawasan Kebangsaan dan Putusan Mahkamah Konstitusi Terkait KPK" yang disiarkan langsung di akun YouTube Public Virtue Research Institute, Jumat (7/5).
"Nilai-nilai kebangsaan sekarang bukan saja terancam, tapi terus digerus oleh mesin korupsi, yang mesin korupsi itu semakin canggih dengan menggunakan kekuatan imperium buzzer-buzzer politik," ujarnya.
Kekuatan tersebut, kata Busyro, sudah terjadi sejak adanya isu Taliban yang menyerang penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
"Kalau tadi saya katakan ada bagan tentang militan Taliban itu, kuat dugaan itu adalah produk dari imperium buzzer-buzzer politik itu," tegas Busyro.
Karena menurut pengalaman Busyro saat menjadi pimpinan KPK, dirinya tidak pernah melihat adanya fanatisme kelompok agama apapun. Baik kristiani, Islam, Hindu maupun Buddha.
"Saya masih ingat nama Kristian, polisi yang bertugas sebagai penyidik senior di KPK, itu Kristen yang saleh. Kadek, Jaksa yang saleh. Novel Baswedan cs yang memilih pindah alih status dari sebagai perwira polisi, pindah menjadi penyidik KPK, berkhidmat di KPK untuk fokus kepada KPK,” terangnya
“Tapi kemudian yang terjadi adalah dipaksa untuk alih fungsi yang hasilnya sangat mengejutkan kita semuanya," demikian Busyro. (RMOL)