GELORA.CO - Ratusan polisi Prancis dan empat helikopter dikerahkan untuk memburu seorang mantan tentara, yang menembaki polisi saat merespons insiden kekerasan dalam rumah tangga di barat daya Prancis.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (31/5/2021), sekitar 210 petugas polisi dan empat helikopter sedang menggeledah hutan di wilayah Dordogne untuk mencari pria berusia 29 tahun itu. Mantan tentara itu memiliki tanda elektronik karena pernah dihukum atas kasus kekerasan dalam rumah tangga.
"Pria itu bersenjata berat dan berusia sekitar 30 tahun. Dia atletis dan bergerak cepat," kata Francine Bourra, Wali Kota Lardin-Saint-Lazare, kepada AFP.
"Kami sudah bisa menemukannya di daerah sekitar empat sampai lima kilometer tapi itu daerah berhutan, sulit diakses," katanya.
"Tersangka pernah ditahan karena kekerasan dalam rumah tangga dan karena itulah dia memakai gelang elektronik," imbuh Bourra.
Andre Petillot, komandan polisi daerah, mengatakan tersangka adalah "seseorang yang mengetahui daerah itu dengan baik dan mudah beradaptasi".
"Kontak telah dilakukan (dengan pria itu) beberapa kali ... tetapi diikuti oleh tembakan. Setiap kali ada kontak dengannya, dia melepaskan tembakan," kata Petillot seraya menambahkan bahwa polisi tidak membalas tembakan.
Seorang sumber yang dekat dengan operasi tersebut mengatakan tersangka pernah bertugas di militer antara 2011 dan 2016.
Sumber tersebut mengatakan, mantan tentara itu diyakini bersenjatakan senapan berburu Winchester 30-30, yang sering digunakan di wilayah itu untuk berburu babi hutan.
Sebelumnya, tersangka muncul di rumah mantan pasangannya di desa berpenduduk sekitar 1.800 jiwa, di mana dia bertindak kasar terhadap pria yang menjadi pacar baru wanita tersebut.
Ketika polisi tiba setelah dipanggil ke tempat kejadian, tersangka diduga menembaki mereka sebelum melarikan diri ke hutan terdekat.
Polisi mendesak penduduk desa untuk tetap berada di dalam rumah sementara tersangka masih diburu. Akibatnya, jalan-jalan di Lardin-Saint-Lazare pun sepi. []