GELORA.CO - Belasan warga di RT 4 Pedukuhan Sungapan, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpapar virus Corona atau COVID-19.
warga itu saat ini menjalani isolasi baik di Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) maupun di shelter desa.
Lurah Sriharjo Titik Istiyawatun Khasanah menjelaskan bahwa ada 12 warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19. Kejadian itu berawal saat ada salah seorang warga RT 4 Sungapan yang menderita kanker payudara dan hendak memeriksakan diri ke salah datu rumah sakit di Kabupaten Bantul pekan lalu.
"Sebelum mendapatkan perawatan kan harus test dulu dan ternyata hasilnya saat itu positif (COVID-19)," katanya saat dihubungi wartawan, Minggu (23/5/2021).
Dari temuan tersebut, petugas medis lalu melakukan tracing terhadap keluarga pasien. Hasilnya sebagian besar keluarga pasien terpapar COVID-19.
"Setelah di-tracing ternyata semua anggota keluarganya dinyatakan positif, kecuali menantunya," ucapnya.
Tracing Masih Berlangsung
Tracing pun berlanjut, pasalnya suami dari pasien tersebut sempat dipijit oleh tetangganya. Benar saja, ternyata tetangganya itu juga terpapar COVID-19.
"Tracing pun dilanjutkan dan hasilnya penghuni di tiga rumah di RT 4 dinyatakan positif COVID-19. Sehingga total sementara ada 12 yang positif," ujarnya.
"Dan kami akan lanjutkan tracing di RT 2, mudah-mudahan hasilnya nanti tidak banyak yang positif," lanjut Titik.
Belum Bisa Disebut Klaster
Kendati demikian, Titik mengaku belum bisa menyebut kejadian itu sebagai klaster. Pihaknya hanya bisa memastikan bahwa RT 4 masuk zona oranye karena adatiga rumah yang penghuninya terpapar COVID-19.
"Jadi kalau dikatakan muncul klaster pijit belum ya. Tapi yang jelas saat ini di RT 4 menjadi zona oranye," ucapnya.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada klaster baru di Kabupaten Bantul. Sehingga dia menyebut kejadian di Pedukuhan Sungapan bukanlah klaster.
"Bukan berasal dari klaster karena sumber penularan berbeda-beda dan itu juga bukan karena acara lebaran," kata pria yang kerap disapa dr Oki ini.(dtk)