GELORA.CO - Wali Kota Makassar Moh Ramadhan 'Danny' Pomanto kerap melakukan aksi hingga melontarkan pernyataan yang menyita publik.
Aksi Danny Pomanto yang menarik perhatian publik dari ancaman mencopot lurah hingga ngamuk di mal Makassar.
Dirangkum detikcom, Minggu (2/5/2021), aksi Danny Pomanto dimulai dari nonaktifkan 5.000 RT/RW karena dugaan sabotase, copot lurah yang menghina dirinya, bakal copot lurah-camat, hingga ngamuk di mal. Berikut aksi Walkot Makassar Danny Pomanto:
1. Nonaktifkan 5.000 RT/RW
Danny Pomanto mengevaluasi sekitar 5.000 pengurus RT/RW yang ada di Kota Makassar. Dia menyebut evaluasi ini dengan istilah resetting, sebab ada pengurus RT/RW yang tidak menjalankan program 'Makassar Recovery'.
"Jadi bukan penonaktifan tapi resetting, di-hold dulu semua, dimatikan dulu semua, baru evaluasi, mereka juga akan dievaluasi, baru kita angkat dengan perjanjian visi-misi baru tentang banyak perubahan RT/RW yang harus dia lakukan," kata Danny kepada wartawan, Kamis (8/4/2021).
Agenda resetting ini, kata Danny, harus dilakukan mengingat pihaknya tengah menjalankan program Makassar Recovery untuk mengatasi masalah pandemi COVID-19, perpajakan digital berbasis kelurahan. Namun Danny menyebut ada beberapa pengurus RT/RW yang dianggapnya hendak mensabotase program ini.
"Supaya jangan ada politik, supaya yang kena virus pandemi kita vaksinasi, kita vaksinasi yang kena virus pato-toai (mengejek). Ada orang yang mau mensabotase Makassar Recovery. Tidak semua memang. Mumpung ada sebab itu, kita resetting barang-barang ini," terangnya.
2. Lurah Pandang Dicopot
Danny Pomanto mencopot Lurah Pandang Muhammad Nawir karena dinilai telah menghinanya di media sosial. Nawir menerima putusan pencopotan dirinya dan mengaku hanya mengkritik dan membawa aspirasi RT/RW Makassar yang dinonaktifkan Danny.
Pencopotan terhadap Nawir dilakukan setelah dia diperiksa oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Makassar. Saat diperiksa, Nawir mengaku telah melakukan penghinaan kepada Danny.
"Diperiksa benar terbukti menghina dan dia mengakui. Itu terkait dengan percakapan grup WA yang mengarah ke Pak Wali, harusnya tidak layak sebagai seorang pegawai, menghina dengan kata berbohong, pembohong dan itu tidak boleh begitu," ujar Plt Sekretaris BKD Kota Makassar Munandar dalam keterangannya, Rabu (14/4/2021).
Danny Pomanto menegaskan aksi yang dilakukan Nawir menunjukkan perlunya penataan ulang atau resetting di lingkup Pemkot Makassar. Dia menilai pemerintahan harus segera ditata ulang agar jajaran mendukung programnya.
"Jadi inilah bentuk bobroknya pemerintahan di bawah dan harus di-resetting. Bisa dibayangkan bawahannya wali kota, lurah bilang wali kotanya kayak begitu di media sosial dan dia mengakui," kata Danny saat dimintai konfirmasi.
3. Bakal Copot Seluruh Camat-Lurah
Danny Pomanto akan mengganti seluruh jajaran camat hingga lurah setelah dia akan menonaktifkan seluruh RT/RW. Sebabnya, Danny melihat banyak temuan terkait kinerja rendah hingga program penanganan COVID yang tidak didukung.
"Alasannya banyak (sehingga seluruh camat dan lurah diganti). Pertama, banyak temuan, kinerja rendah, tidak respons, dan tidak peduli masyarakat, banyak sebabnya. Terus tidak mendukung program (penanganan COVID) Makassar Recover," kata Danny kepada detikcom, Kamis (15/4/2021).
Lebih khusus Danny menyoroti sejumlah oknum camat dan lurah yang tidak mendukung program Makassar Recover untuk menekan angka penularan COVID-19. Padahal instruksi itu sudah turun langsung dari Presiden Joko Widodo.
"Kemarin juga kan ada arahan Presiden, jelas sekali kan, ada refocusing, itu kan perintah negara, terus COVID jangan lengah (diatasi), itu kan program Pak Presiden. Nah, ini dia tidak mendukung," ujarnya.
4. Akan Berhentikan 3.000 Tenaga Kontrak
Melalui program resetting atau penataan ulang jajaran, Danny Pomanto akan memberhentikan sekitar 3.000 tenaga kontrak. Danny mengatakan idealnya Pemkot Makassar hanya memiliki 5.000 tenaga kontrak.
"Saya kira idealnya Makassar 5.000 (tenaga kontrak) cukuplah," kata Danny di Makassar, Rabu (28/4/2021).
Untuk diketahui, saat ini ada sekitar 8.000 tenaga kontrak yang terdaftar di Pemkot Makassar. Nantinya 8.000 tenaga kontrak tersebut akan dites ulang dan hanya 5.000 orang yang diambil.
"Sekitar 8.000 pegawai kontrak yang terdaftar dan ada beberapa yang tidak terdaftar, insyaallah kami akan tes ulang. Dan memang prinsipnya kami akan mengurangi beberapa jumlah pegawai kontrak yang sudah menjadi beban pemerintah, ya (sisanya 3.000) tidak diperpanjang lagi," ujar Danny.
5. Nonaktifkan 5.000 RT/RW Usai Lebaran
Danny Pomanto akan merealisasikan rencananya menonaktifkan 5.000 RT/RW se-Kota Makassar seusai Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Peraturan Wali Kota (Perwali) yang mengatur penonaktifan RT/RW sudah jadi.
"(Penonaktifan) RT/RW, sebentar pukul 14.00 Wita (rapat bahas Perwali), saya lagi mengoreksi, lagi diskusi. Sudah jadi Perwali-nya," ujar Danny kepada wartawan di Makassar, Kamis (29/4/2021).
Danny masih akan membahas beberapa poin dalam Perwali bersama tim penyusun. "Saya belum terlalu srek dengan beberapa istilah, nanti saya panggil (tim penyusun Perwali)," katanya.
Jika Perwali tersebut sudah matang dan telah diteken, Danny menegaskan akan menonaktifkan RT/RW di Makassar usai Lebaran nanti. Danny sebelumnya sempat berpikir akan menonaktifkan 5.000 RT/RW sebelum Lebaran, namun batal dilakukan karena beberapa pertimbangan.
"Kalau sudah oke (Perwali disepakati) ini abis Lebaran, atau sebelum Lebaran (diganti semua RT/RW), tapi kasihan juga orang mau Lebaran (diganti)," jelasnya.
6. Ngamuk di Mal Lihat Kerumunan Tanpa Prokes
Danny Pomanto ngamuk saat sidak ke Mal Panakukang. Danny ngamuk saat melihat kerumunan warga tanpa protokol kesehatan (prokes).
Danny marah saat melihat kerumunan warga. Dia juga sempat memanggil petugas satpam dan pengelola agar menerapkan protokol kesehatan.
"Saya sampaikan ya, saya akan tutup ini mal jika tidak melakukan protokol kesehatan, kita bisa lihat hari ini sangat ramai dan saya beri peringatan keras jika masih seperti segera saya akan tutup," kata Danny Pomanto di Mal Panakukang Makassar, Minggu (2/5/2021).
Tak sampai di situ, Wali Kota Makassar Danny juga menyoroti pengelolaan mal yang disebutnya tak menerapkan pembatasan keluar masuk pengunjung mal. Pengunjung mal harusnya disesuaikan dengan jumlah tenant yang ada.
"Jumlah tenant yang ada sekitar kurang lebih 600 tenant, jadi satu tenant itu maksimal diisi oleh 5 orang pengunjung. Jadi maksimalnya di mal ini sekitar 3.000 pengunjung, tidak bisa lebih dari ini, kalau ada yang mau masuk tunggu keluar dulu baru masuk yang lain," katanya.(dtk)