GELORA.CO - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau kembali menerima pengaduan terkait adanya khotbah salat Jumat yang menyebut COVID-19 hanyalah omong kosong. Dalam khotbahnya sang ustaz menyatakan Corona tidak ada.
Ketua MUI Riau, Ilyas Husti, mengatakan laporan diterima dari masyarakat hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM). Khotbah disampaikan di salah satu masjid di Pekanbaru, Jumat (21/5).
"Banyak laporan ke saya baik itu dari LSM atau masyarakat jemaah. Laporan terkait ada ceramah yang menilai tentang Corona, (bilang COVID tidak ada)," ujar lyas kepada detikcom, Senin (24/5/2021).
Ilyas mengaku khawatir dengan isi khotbah sang ustaz. Sebab, saat ini pemerintah dan masyarakat sedang berjibaku merapatkan barisan menangani COVID-19.
"Orang kan sekarang sedang merapatkan barisan untuk membasmi Corona, COVID-19 ini. Tapi ternyata ada ceramah seperti itu (salat tak perlu jaga jarak). Janganlah dikasih bumbu-bumbu bilang Corona tak ada," katanya.
Terlepas dari pengaduan itu, Ilyas minta seluruh ustaz berdakwah menyejukkan. Dia pun menyampaikan kepada lembaga dakwah untuk memantau ustaz yang dalam ceramahnya tak sesuai agar diskors.
"Walaupun ini terhindar dari pro dan kontra. Dakwah ini harus menyejukkan, memberi ketenteraman dan kenyamanan. Bahasa sejuk itulah yang harus disampaikan dalam khotbah," katanya.
Terakhir, Ilyas mengaku sudah menerima 2 pengaduan ada ustaz menyebut COVID-19 hanya sebuah rekayasa. Laporan pertama diterima saat bulan suci Ramadhan hingga laporan sampai ke Gubernur Riau.
"Iya ini yang kedua laporan. Kita minta ke semua lembaga untuk sama-sama ikut memantau, bantu pemerintah, kan sudah jelas," tutupnya.
Ustaz Ceramah 'Corona Kerjaan Yahudi'
Sebelumnya, ceramah ustaz di Riau yang menyebut Corona kerjaan Yahudi bikin geger. Hal ini diungkap Gubernur Riau Syamsuar. Dia mengaku geram ada ustaz yang berceramah tanpa dasar.
"Kemarin saya mendapatkan laporan di sebuah masjid di Pekanbaru, masih ada ustaz-ustaz yang ceramahnya seolah-olah COVID tidak ada, jadi itu dibilangnya kerjaan Yahudi. Padahal di sana juga ada, dia tidak tahu," kata Syamsuar.
"Inilah ceramah yang tidak benar, sehingga masyarakat menilai Corona sudah hilang," sambungnya.
Syamsuar mengatakan ceramah itu disampaikan pada Rabu (14/4). Dia meminta ustaz tidak menyampaikan ceramah dengan materi pembohongan.
"Itu terjadi Rabu kemarin, sehingga ada jemaah mengingatkan jangan ceramah itu. Ini masih ada di Pekanbaru, tentunya harus diwaspadai agar memberi pencerahan bagi ceramah tidak benar," katanya.(dtk)