GELORA.CO - Kontroversi Kamus Sejarah Indonesia Jilid I besutan Kemdikbud yang tak mencantumkan pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari, membuat Mendikbud Nadiem Makarim sowan ke PBNU. Nadiem disambut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj; Sekjen PBNU Helmy Faishal; dan putri Gus Dur, Yenny Wahid.
Dalam pertemuan di kantor ormas Islam terbesar di Indonesia itu, Said Aqil mengapresiasi komitmen Nadiem yang berjanji akan memperbaiki dan menyempurnakan draf Kamus Sejarah yang disusun sejak 2017 yang melibatkan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid sebagai pengarah itu.
Said Aqil mendukung penyempurnaan konten dalam kamus sejarah itu. Sebab keberadaan kamus sejarah sangat penting untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia memahami perjalanan bangsa dari masa ke masa.
“Kita kecewa dengan draf kamus sejarah itu yang tidak menyebut NU, Hasyim Asy’ari, dan Gus Dur. Tetapi itu bukan kesalahan menteri karena terbit tahun 2017, bukan era Pak Nadiem,” kata Said Aqil dalam keterangan tertulisnya usai menerima kunjungan Nadiem di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (22/4).
Said Aqil pun menyarankan Kemdikbud menyusun ulang naskah kamus tersebut. PBNU siap mendampingi Kemdikbud dalam proses tersebut dengan tim sejarawan yang canggih.
"Penulisan sejarah yang tidak benar akan merugikan bangsa, bukan hanya NU. Kalau sejarah tidak ada Hasyim Asy’ari sejarah bangsa juga rugi dong," ucapnya.
Sementara itu Helmy Faishal menyatakan PBNU telah menugaskan salah satu pengurusnya menjadi tim perumus. Selain itu, PBNU menyampaikan Ensiklopedia NU kepada Kemdikbud. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi serta masukan agar sejarah Indonesia dapat diluruskan sesuai perjalanan bangsa.
Khusus mengenai NU, Helmy menjelaskan bahwa ulama-ulama NU berperan besar membangun pendidikan Indonesia.
“Sejarah pendidikan Indonesia tidak terlepas dari peran besar kiai haji, ulama NU dalam konteks membangun sekaligus merintis berdirinya Indonesia,” ucap Helmy.
Memberikan Asistensi
Adapun Yenny Wahid yang merupakan cicit KH Hasyim Asy’ari, menyatakan keluarga Gus Dur menilai persoalan kontroversi kamus sejarah sudah selesai.
“Justru kami akan memberikan asistensi kepada Mas Nadiem dan timnya untuk merevisi kamus sejarah tersebut supaya lebih meningkat,” ucap Yenny.
Yenny juga sangat mengapresiasi sikap Nadiem yang sangat responsif terhadap isu tersebut, kendati pembuatan naskah kamus sejarah itu bukan terjadi di era kepemimpinannya.
“Kita juga bersyukur kejadian ini membawa hikmah karena kamus tersebut dapat diperbaiki sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda ke depan agar lebih mengenal tokoh-tokoh bangsa serta kontribusi mereka terhadap kemerdekaan maupun pengisian kemerdekaan Bangsa Indonesia," kata Yenny.
Dalam kesempatan itu, Nadiem menyatakan akan membangun tim yang komprehensif dan lebih ketat dalam menyaring konten untuk buku-buku yang dipublikasikan Kemendikbud, khususnya terkait sejarah.
“Mohon diingat bahwa komitmen kita terhadap ormas-ormas sangat kuat dan kerja sama antara ormas-ormas seperti NU selanjutnya akan kita perkuat,” pungkas Nadiem. []