GELORA.CO - Mantan wakil menteri pendidikan nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal menyebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tengah di persimpangan jalan. Bagi Fasli, Nadiem adalah sosok yang penuh kontroversi hal-hal tak substansial.
Salah satu yang disoroti Fasli Jalal yakni ketika Nadiem menghadiri acara kampus. Nadiem ketika itu mengenakan celana jins.
"Ada jargon-jargon pendekatan yang kadang kalau dipahami benar tidak seperti itu, tapi kadang-kadang dipakai untuk menyerang beliau bahwa kurang falsafah agama, kurang masuk, kemudian apalah. Dia pada hari pertama dulu dia hadir wisuda di mana guru besar dengan toga kebesarannya dia memakai jins, itu juga sempat heboh. Tapi dari awal saya sabar saja," kata Fasli Jalal, Kamis (15/4/2021).
Lalu, seperti apa momen Nadiem pakai jins di acara wisuda itu?
Momen yang dimaksud Fasli yakni saat Mendikbud Nadiem Makarim menghadiri pelantikan Rektor Universitas Indonesia (UI). Gaya Nadiem dikritik karena dianggap terlalu santai.
Saat pelantikan tersebut, Nadiem memakai kemeja tenun yang lengannya digulung, dipadu jeans dan sepatu loafers berbahan suede.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membela Nadiem. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ade Erlangga, saat dihubungi, Jumat (6/12/2019), meminta semua pihak memaklumi gaya Nadiem. Gaya kasual Nadiem itu juga, menurut Ade, kerap ditunjukan saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi dengan style Pak Menteri seperti kita bisa harus dipahami bahwa bagaimana pun style itu tampakkan dengan presiden, presiden itu kan yang penting bahwa presiden itu bahwa terjadi lompatan-lompatan kemajuan, jadi esensinya lebih ke situ. Jadi persoalan-persoalan substantif harus kita kembangkan bagaimana itu bisa dibangun bersama-sama, soal style pakaian itu kan tidak masuk, pak menteri kan tidak masuk dalam seremonialnya," ujar dia.
Ade mengatakan Nadiem tak masuk ke dalam bagian seremonial acara pelantikan Rektor UI. Dalam acara itu, Nadiem hanya memberikan sambutan.
"Itu kan pak menteri tidak masuk dalam ritualnya tapi di luar itu pak menteri hanya memberikan sambutan, ritualnya tidak masuk di situ," imbuh dia.
karena isu reshuffle kabinet yang menguat seiring peleburan Kemendikbud dan Kementerian Ristek. Nadiem dinilai layak dievaluasi.
"Mayoritas banyak menteri yang perlu dievaluasi, termasuk Menteri Pendidikan. Selama pandemi kan tidak terlihat perform," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno kepada detikcom, Selasa (13/4/2021).(dtk)