GELORA.CO - Gunung berapi La Soufriere di St. Vincent dan Grenadine meletus dengan hebatnya dalam beberapa hari terakhir. Letusan tersebut bahkan mengguncang negara-negara lain di Karibia.
Meski letusan dahsyat terjadi, namun tidak semua warga yang berada di zona berbahaya sudah mengungsi.
Pada Rabu (14/4), Perdana Menteri Ralph Gonsalves kembali meminta kepada warganya yang masih tinggal di zona merah untuk segera pergi.
"Demi Tuhan, pergilah. Jangan mempertaruhkan nyawa dan tubuh Anda lagi," ujarnya, seperti dikutip Miami Herald.
Seruan Gonsalves itu muncul ketika gunung setinggi 4.000 kaki tersebut mengamuk, menghasilkan longsoran gas panas, debu vulkanik, dan bebatuan.
Pemadaman listrik besar-besaran juga terjadi sejak 11 April.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mengeluarkan peringatan kemungkinan munculnya krisis kemanusiaan di tengah ketidakpastian kapan gunung tersebut akan berhenti memuntahkan gas dan abu panasnya.
Kepala ahli geologi, Richard Roberts mengatakan, saat ini interval antar letusan semakin lama, dan aliran piroklastik telah melebar. Begitu aliran keluar dari gunung dan lembah, lava menyebar ke segala arah jika tidak ada yang menghentikannya.
"Satu-satunya hal yang menghentikan mereka adalah jumlah energi yang mereka miliki. Jika mereka memiliki cukup kekuatan di dalamnya, jika mereka memiliki cukup energi, mereka akan terus mengalir," kata Robertson.
La Soufriere mulai meletus pada Jumat (9/4), setelah lebih dari 40 tahun tidak aktif. Abu menyebar ke pulau-pulau tetangga dan menyebabkan penutupan bandara di Barbados karena jarak pandang yang buruk. Abu juga mempengaruhi St. Lucia dan Grenada di dekatnya.(RMOL)