GELORA.CO - BUMN Pelayaran Nasional PT Pelni membatalkan rangkaian ceramah ramadan yang sebelumnya telah disepakati bersama beberapa kalangan penceramah atau da’i.
Poster para da’i itu sebelumnya tersebar di media sosial. Diantaranya Yakni Ust. Firanda Andirja, KH Cholil Nafis yang juga pengurus MUI Pusat, Ust. Rizal Yuliar Putrananda, Ust. Syafiq Riza Basalamah, dan Ust. Subhan Bawazier.
Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budiyarto alias Kang Dede mengatakan bahwa acara tersebut dibatalkan karena belum ada izin dari direksi.
“Sehubungan flyer info penceramah dalam kegiatan Ramadhan di lingkungan PT Pelni dari Badan Dakwah Pelni yang sudah beredar luas perlu saya sampaikan bahwa: Panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum ada izin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tersebut DIBATALKAN,” tulis Kang Dede dalam unggahan yang diposting Kamis (8/4) lalu.
Tidak hanya itu, Dede juga mengatakan bahwa para pejabat Pelni yang mengundang para ustaz tersebut akan dicopot. Dia menilai, para penceramah yang diundang tersebut kebanyakan mempunyai pemikiran radikalisme.
“Selain itu pejabat yg terkait dgn kepanitiaan acara tersebut telah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sedikitpun, BERANGUS,” tulisnya.
Menanggapi itu, Anggota DPR RI, Fadli Zon ikut merespon Komisaris Pelni yang dinilai berlebihan.
Menurut Fadli Zon, tindakan menuduh seseorang radikalisme adalah perilaku Islamophobia. Orang-orang yang dengan mudah menyebut radikalisme ke orang lain adalah mereka tidak paham dengan peradaban Islam.
“Ada yang terpapar Islamophobia karena miskin pemahaman Islam dan literasi sejarah peradaban Islam. Akhirnya dengan mudah bikin stempel “radikal-radikul”, sindir Fadli Zon di Twitter-nya. (*)