GELORA.CO - Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju menguat. Salah seorang yang dinilai harus di-reshuffle adalah Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
"Mestinya Moeldoko diganti. Karena sudah melakukan tindakan memalukan, dan telah mempermalukan Jokowi dan pihak Istana. Tindakan Moeldoko mengkudeta PD merupakan bentuk abuse of power," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, kepada wartawan, Rabu (14/4/2021).
Ujang mendorong Moeldoko di-reshuffle demi memperbaiki citra Jokowi. Namun, dia menyerahkan hal itu ke Jokowi.
"Untuk membersihkan citra Jokowi dan Istana. Moeldoko seharusnya tak dipertahankan," ujarnya.
Di sisi lain, Ujang menilai ada kemungkinan posisi Moeldoko masih aman. Ujang berbicara adanya saling menguntungkan antara Jokowi dengan Moeldoko. Dalam hal ini, maksud Ujang, Jokowi masih membutuhkan Moeldoko.
"Kelihatannya Moeldoko masih akan aman, karena Jokowi dan Moeldoko saling membutuhkan, dan tahu sama tahu," ujarnya.
"Dulu Moeldoko disimpan jadi KSP itu kan untuk membentengi Jokowi dari serangan lawan-lawan politik Jokowi, dari kalangan purn jenderal. Jasanya ada ke Jokowi," lanjut Moeldoko.
Lebih lanjut, Ujang menyebut menteri lain yang layak di-reshuffle yakni Mendikbud Nadiem Makarim. Sebab, dia menilai Nadiem banyak memiliki kontroversi.
"Soal Nadiem antara diganti dan tidak, jika melihat kinerjanya yang banyak kontroversial, Nadiem layak diganti. Namun karena politis, Nadiem bisa saja masih aman," ujarnya.
Selain itu, dia juga menyebut Bambang Brodjonegoro akan mendapat posisi Kepala Otorita Ibu Kota Baru. Diketahui, Bambang telah pamit menjadi Menristek/Kepala BRIN usai kementeriannya dilebur.
"Karena kementeriannya di lebur, Bambang Brodjo akan digeser menjadi Kepala Otorita Ibu Kota Negara baru," tuturnya.(dtk)