GELORA.CO - Insiden hilangnya KRI Nanggala 402 di perairan utara Bali sejak Rabu, 21 April 2021, membuat anggota keluarga kru kapal selam nahas itu gundah. Mereka berharap kapal selam buatan Jerman itu segera ditemukan dan seluruh kru dalam kondisi selamat.
Salah satu kru yang berada di dalam KRI Nanggala 402 adalah Serda Mes Guntur Ari Prasetya. Di kapal itu, ia menjadi juru diesel. Istrinya, Berda Asmara, dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Dihubungi wartawan pada Kamis, 22 April 2021, Berda menceritakan bahwa ia bertemu kali terakhir dengan suaminya pada 19 April 2021, sebelum berangkat bertugas untuk berlayar. Seperti biasa, oleh suaminya Berda diantar ke rumah orang tuanya dan pamitan.
Sebelum berangkat, kata Berda, suaminya tinggal di rumah mereka di Jalan Candi Lontar Wetan, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya, Jawa Timur, selama lima hari, setelah berhari-hari berlayar. “Setiap pulang suami selalu menanyakan kabar saya dan anak,” ujarnya.
Berda mengaku kenal suaminya setelah lulus SMA. Ia menikah setelah kuliah semester dua. Sudah tiga belas tahun mereka berumah tangga dan dikarunia satu anak berusia delapan tahun. “Saat awal bekerja dahulu suami sudah memberi tahu saya tentang risiko kerjanya. Nunjukin video kapal selam Rusia yang hilang. Jadi mau tidak mau, siap tidak siap, ya, harus siap," katanya.
Namun, Berda tetap tak mampu menahan tangis ketika mengetahui informasi KRI Naggala 402 yang ditumpangi suaminya hilang kontak. Ia mengaku menerima informasi insiden itu usai berbuka puasa kemarin melalui grup para istri awak KRI Nanggala.
Berda berharap kapal yang diproduksi pada tahun 1979 itu segera ditemukan dan seluruh kru, termasuk suaminya, pulang dalam kondisi selamat. "Nunggu kabar resmi juga, mohon doanya supaya segera ada kabar," ujarnya.[viva]