GELORA.CO - Manuver gagal Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko terhadap Partai Demokrat membuat lembaga kepresidenan itu hilang wibawa. Demi menegakan kembali kewibawaan dan sakralnya, KSP perlu ada pemimpin baru yang loyal kepada Presiden.
Begitu pandangan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto terkait wacana mengganti Moeldoko untuk memimpin Kantor Staf Presiden (KSP).
“Demi menegakkan kembali kewibawaan dan harmony lembaga tersebut sudah sepantasnya ada kepemimpinan baru dan orang yang dirasa paling tepat adalah sosok yang sangat loyal,” kata Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (3/4).
Disisi lain, kata Satyo, selain loyal kepada Presiden, sosok pengganti Moeldoko juga dituntut harus memahami visi misi Presiden Jokowi.
“Dan yang paling penting adalah yang selama ini bertindak "die hard" menjaga dan menjalankan segala program pak Jokowi,” tandas Satyo.
Siapa yang cocok menggantikan Moeldoko sudah mulai diperbincangkan publik, nama-nama mulai muncul seperti Fahri Hamzah dan Ali Mochtar Ngabalin.
Saat disinggung kesiapannya jika ditunjuk Jokowi sebagai KSP, Ali Mochtar Ngabalin mengaku siap ditugaskan dimanapun.
“Jangankan itu semua, kalau satu waktu bangsa dan negara Republik ini harus membutuhkan nyawa dan jiwa raga kita-kita ini ya, saya khususnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Jangan khawatir, saya sudah bilang sama anak dan istri saya," terang Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL.(RMOL)