GELORA.CO - Gempa bumi yang terjadi di barat daya Nias, Sumatera Utara, tadi pagi menimbulkan kepanikan di Kota Gunungsitoli. Warga panik karena getaran terasa kuat di Gunungsitoli.
"Gempanya terasa cukup kuat, karena rumah saya tiga lantai, saya dan keluarga langsung naik ke lantai paling atas untuk jaga jaga apabila gempa makin kuat," kata seorang warga Gunungsitoli, Yenni, seperti dilansir dari Antara, Selasa (20/4/2021).
Seorang pedagang di Pasar Soliga, Kota Gunungsitoli, juga menuturkan gempa membuat pedagang dan pembeli berhamburan keluar dari toko. Lampu toko di pasar itu sempat bergoyang.
"Yang pertama tahu ada gempa adalah pembeli di toko saya, dia mengatakan, mengapa lampu tokomu goyang goyang," kata seorang pedagang di Pasar Soliga, Wati.
"Kami langsung lari keluar toko saat merasakan guncangan yang cukup kuat," sambungnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa yang berpusat di laut sekitar 140 km arah barat daya Nias pada kedalaman 16 km memiliki magnitudo 6,4 dan kemudian memperbaruinya menjadi 6,1.
Gempa bumi dangkal yang terjadi akibat aktivitas tektonik pada Lempeng Samudera Hindia itu, menurut BMKG, getarannya dirasakan di Nias Barat pada II sampai III skala Mercalli (MMI) serta Gunung Sitoli (Sumatera Utara) pada skala I sampai II MMI.
Getaran gempa juga dirasakan Aek Godang, Padang Sidimpuan, dan Pakpak Bharat di Sumatera Utara; Pariaman, Padang Pariaman, dan Padang di Sumatera Barat; serta Aceh Singkil di Aceh pada skala II MMI.
Pada skala I MMI getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang; pada skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang; dan pada skala III MMI getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seperti ada truk berlalu.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi yang tidak berpotensi menimbulkan tsunami tersebut.(dtk)