Fadli Zon Minta BIN Evaluasi: Jangan Ada Oknum Pelihara Terorisme

Fadli Zon Minta BIN Evaluasi: Jangan Ada Oknum Pelihara Terorisme

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan lembaga lain melakukan evaluasi atas rentetan aksi teror belakangan ini. Dia tak ingin ada oknum yang justru memelihara terorisme agar selalu ada.

Politisi Partai Gerindra itu membandingkan dengan aksi-aksi teror di Amerika. Mengutip buku Terror Factory karya Trevor Aaronson, Fadli menyebut ratusan aksi teror muncul karena sengaja dibuat oknum tertentu.

"Ada satu buku yang namanya Terror Factory, itu dari 581 kasus terorisme di Amerika yang bikin adalah FBI," kata Fadli usai menghadiri acara di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (8/4/2021).

"Jangan sampai ada oknum-oknum yang memelihara agar selalu ada terorisme di Indonesia. Seharusnya kita harus habisi yang namanya terorisme itu, dan jangan ada yang menghidup-hidupkan," imbuhnya.

Dia pun mempertanyakan efektivitas dari kinerja BIN, kepolisian dan lembaga yang berkaitan dalam penanganan terorisme. Sebab, kata dia, dengan banyaknya program penanggulangan teror, seharusnya kasus teror semakin kecil.

"Termasuk BIN, harus menjadi evaluasi bersama semua lembaga, bagi yang punya anggaran dalam pemberantasan terorisme, agar ada semacam evaluasi, sejauh mana efektivitas dalam program deradikalisasi dan lain-lain," ujar dia.

Selain itu, Fadli mengingatkan terkait istilah radikalisme yang sering diucapkan pemerintah. Dia meyakini masyarakat Indonesia tidak ada yang radikal.

"Cukup banyak yang salah kaprah dengan istilah radikalisme dan sebagainya, ini kan tidak pernah ada. Kita tak pernah tahu ada bom bunuh diri sebelum tahun 2002 lalu sejak Bom Bali. Dalam sejarah Indonesia dari tahun 1945-2002 tidak ada yang bom bunuh diri," katanya.

"Menurut saya orang Indonesia itu sangat moderat kok, saya tidak melihat ada orang yang radikal, pemahaman agama Indonesia sudah bercampur dengan tradisi. Kan Islam tidak pernah menumpas tradisi, ketika Islam masuk Jawa terjadi islamisasi jawa, akulturasi budaya," pungkasnya. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita