GELORA.CO - Reshuffle kabinet adalah sebuah keniscayaan. Karena itu Koalisi Peduli Indonesia (KPI) terus mendorong Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja para menterinya dan menganti mereka yang punya kinerja buruk.
Hal ini ditegaskan Dewan Pendiri Koalisi Peduli Indonesia, Hilman Firmansyah, sebagai respons atas peleburan Kemenristek ke Kemendikbud dan pembentukan Kementerian Investasi.
Lalu, menteri mana saja yang perlu reshuffle? Menurut Hilman, Presiden Jokowi yang paling paham kinerja menteri-menterinya. Hilman hanya memberi masukan, menteri-menteri yang perlu diganti adalah yang menimbulkan kontroversi dan berkinerja buruk.
Seperti Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian yang memicu kisruh impor beras. Begitu pula dengan Kemendikbud harus dievaluasi serta kapasitasnya harus ditingkatkan dengan yang mengerti riset.
Begitu pula dengan Menteri Keuangan. Sebab, selama ini kebijakan Menkeu justru menjadi sumber masalah bagi pemerintahan Presiden Jokowi.
"Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli memberikan pandangan terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021. Rizal menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi dari Sri Mulyani sebagai bagian pemerintah seringkali tidak mencapai sasaran," papar Hilman, Senin (12/4).
Sri Mulyani, tambah Hilman, sudah melampaui kapasitas sebagai Menteri Keuangan dari kalangan profesional yang menyampaikan data apa adanya.
Sementara itu, para profesional melakukan analisis perkiraan sesuai kondisi terkini meski bisa salah juga, tapi jujur.
"Kalau profesional boleh salah, tapi tidak boleh bohong. Ironi yang semakin menjadi-jadi. Kekuasaan semakin ditumpuk, tapi kemampuan untuk selesaikan masalah semakin nihil," ujar Hilman mengutip pernyataan Rizal Ramli.
Sehingga Hilman berharap Presiden Jokowi dapat memilih figur menteri yang tepat untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia yang tengah mengalami krisis ekonomi serta penurunan daya beli di tengah pandemi Covid-19.
Sosok itu tak lain adalah Rizal Ramli. []