GELORA.CO - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng menertawakan kubu Moeldoko lantaran menyarankan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat partai baru. Kubu Moeldoko merespons dengan pernyataan kesiapan 'perang' di pengadilan.
"Terkait opsi ketiga Andi yang menawarkan langkah melalui pengadilan, itu adalah tawaran yang menarik dan serius untuk dijalankan. AD ART Partai Demokrat 2020 yang menjadikan SBY 'dewa' penguasa tunggal di dalam partai, adalah bertentangan dengan UU Partai Politik yang ditandatangani SBY sendiri saat jadi Presiden," kata juru bicara kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad dalam keterangannya, Senin (5/4/2021).
Rahmad juga memperingatkan soal 98 nama pendiri Partai Demokrat yang dihilangkan oleh SBY di AD ART 2020. Dia memastikan pihaknya akan membongkar itu semua di hadapan pengadilan dan masyarakat Indonesia.
"Tak hanya itu. Nama 98 pendiri partai demokrat dihilangkan dari sejarah pendirian Partai Demokrat di AD ART 2020 dan hanya diambil 1 pendiri. Ini tentu sangat menarik dibedah di pengadilan dan disaksikan jutaan masyarakat Indonesia dan dunia. Publik juga layak mengetahui bagaimana sesungguhnya konsep demokrasi yang dianut dan yang dipraktekkan SBY," ucapnya.
Tak hanya itu, Rahmad menyebut publik juga bisa menguji nantinya terkait Partai Demokrat yang selalu didengungkan SBY sebagai partai bersih, cerdas, dan santun. Publik, menurutnya layak tahu apakah SBY betul-betul pendiri Partai Demokrat atau bukan.
"Publik juga bisa menguji manifesto partai demokrat yang katanya bersih, cerdas dan santun yang selalu didengung-dengung SBY saat kampanye, saat memimpin partai dan bahkan sampai saat ini. Publik juga layak mengetahui secara terbuka apakah SBY sungguh-sungguh menjadi pendiri Partai Demokrat atau bukan," ujarnya.
Sebelumnya, Andi Mallarangeng menertawakan kubu Moeldoko. Andi Mallarangeng menertawakan karena kubu Moeldoko menyarankan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat partai baru.
"Ha-ha-ha... Itu mah lucu. Wong yang sah dan legal adalah Partai Demokrat dengan Ketum AHY," kata Andi Mallarangeng, kepada wartawan, Senin (5/4/2021)
Andi Mallarangeng menyebut kepengurusan kubu Moeldoko abal-abal. Mantan Menpora itu juga menyebut para pihak yang menghadiri acara yang diklaim kongres luar biasa atau KLB PD di Sumatera Utara tidak jelas.
"Kalau KLB Deli Serdang itu sudah jelas ditolak pengesahannya oleh pemerintah karena memang tidak memenuhi syarat dukungan dua pertiga Ketua DPD dan separuh Ketua DPC. Jadi memang abal-abal. Ketumnya dan seluruh kepengurusannya tentu juga abal-abal. Yang hadir di KLB abal-abal itu, tidak jelas semuanya. Hanya dipakaikan jaket Demokrat, entah beli di mana," sebutnya.
Tertawaan Andi Malarangeng sebetulnya merespons kubu Moeldoko yang menyarankan SBY membuat partai baru. Kubu Moeldoko menyebut ada yang menyarankan agar SBY membuat partai bernama Partai Keluarga Cikeas.
"Terkait opsi kedua Andi yang menawarkan membuat partai baru, maka kami bersama tokoh-tokoh pendiri Partai Demokrat yang dulu mereka berdarah-darah mendirikan partai tahun 2001, mempersilakan SBY untuk mendirikan partai baru," sebut Rahmad.
"Jangan mengambil alih kepemilikan Partai Demokrat dari para pendiri, dengan mengelabui para pengurus DPD dan DPC atas nama demokrasi. Terserah kepada SBY mau dikasih nama apa. Ada yang mengusulkan diberi nama PKC (Partai Keluarga Cikeas)," imbuhnya.(dtk)