GELORA.CO - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui tumbuhnya ekonomi China yang bisa dikatakan hampir 20 persen pada tiga bulan pertama 2021 cukup menggemparkan. Untuk diketahui pada kuartal-I 2021 itu ekonomi China mampu tumbuh mencapai 18,3 persen.
"Ini gila-gilaan: ekonomi Tiongkok tumbuh hampir 20 persen tiga bulan pertama 2021. Singapura hanya jalan di tempat: tumbuh hampir 0 persen-tepatnya 0,2 persen," ujar Dahlan dikutip dari Disway.id, Jumat, 23 April 2021.
Amerika Serikat sendiri mampu tumbuh 5,4 persen. Kondisi ini, lanjut Dahlan, pun disambut dengan gegap gempita, sebagai tanda kembalinya ekonomi sebelum pandemi.
Tak kalah menarik, India juga tumbuh mengejutkan mencapai 12 persen. Namun keadaan di India hari-hari ini mengkhawatirkan karena COVID-19 kembali meraja lela.
"Hari-hari ini jumlah penderita COVID-nya bertambah gila-gilaan di atas 200.000 setiap hari. Terutama sejak adanya perayaan agama dua minggu lalu, jutaan orang mandi di sungai Gangga di bagian hulunya," katanya.
Meski negara lain masih belum memublikasikan angka pertumbuhan ekonomi mereka. Namun, Dahlan mengakui pertumbuhan China membuatnya geleng kepala. Alasannya karena sumbangan terbesar pertumbuhan itu justru dari Wuhan, asal COVID-19.
"Soal kejutan pertumbuhan ekonomi Tiongkok itu ada yang membuat geleng kepala. Sumbangan terbesar pertumbuhan itu justru dari Wuhan. Tepatnya dari Provinsi Hubei yang Ibu Kotanya di Wuhan," tulis mantan Direktur Utama PT PLN itu.
Ekonomi di provinsi Hubei, disebut tumbuh hampir 60 persen. "Itu seperti sulapan. Padahal tiga bulan pertama tahun lalu (2020) minus 40 persen," katanya.
Provinsi Hubei, sambung Dahlan, memang sangat besar ekonominya dengan penduduk 58 juta orang. Industrinya pun kuat sekali.
Dahlan pun mengakui pertumbuhan China yang nyaris 20 persen dalam dua kuartal berturut-turut cukup menggemparkan. "Tiga bulan terakhir (Kuartal IV) tahun 2020 tumbuhnya sudah 19 persen. Itu sudah sangat menggemparkan," tutur Dahlan. []