Cerita Bomber Bali Ali Imron Sudah Radikal Sejak Kelas 4 SD

Cerita Bomber Bali Ali Imron Sudah Radikal Sejak Kelas 4 SD

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ali Imron alias alik, pelaku bom Bali pada Oktober 2002 ternyata telah memiliki paham radikal sejak masih duduk di kelas empat Sekolah Dasar (SD).

"Pada waktu itu saya ribut dengan ayah saya (almarhum) gara-gara saya menurunkan lambang Garuda Pancasila dan foto Presiden dan Wakilnya, itu kelas empat SD saya sudah radikal," cerita Ali dalam channel Youtube Akbar Faisal, Kamis malam (29/4).

Ali yang akhirnya didakwa seumur hidup ini mengungkap, dirinya mendapat paham radikal sejak masih belia dari kakak kandungnya Ali Ghufron alias Mukhlas, pelaku bom Bali yang dijatuhi pidana mati.

"Pemahaman ini ditanamkan oleh Ali Gufron, nama aslinya Mukhlas yang pada saat itu sekolah di Pondok Pesantren Ngruki, pimpinan Abu Bakar Baasyir," bebernya.

Selepas liburan dari Pondok Pesantren dan kembali ke rumah, kakaknya selalu mengajaknya jalan-jalan. Dalam kesempatan itu, Ali mengkaui terus dicekoki bahwa Presiden kala itu Soeharto dan Pancasila adalah thaghut.  

Ali mengkaui bahwa kakak kandungnya sangat sayang kepadanya. Sehingga, dia pun merasa sangat menghormati kakaknya itu. Dalam benak Ali, dia harus menjadi seperti Ali Ghufron alias Mukhlas.

"Begitu saya lulus Aliyah (setara SMA) itu yang saya ingin ikuti jejaknya yaitu Ali Gufron, yang pada saat itu saya tahu Mukhlas ini baru saja datang dari Afghanistan," ungkap Ali Imron.

Usai lulus Aliyah, Ali berkirim surat kepada kakaknya yang menetap di Malaysia untuk ikut belajar apa yang dipelajari oleh kakaknya. Ia memutuskan berangkat ke Malaysia menyusul kakanya dengan kamuflase sebagai Tenaga Kerja Indonesia atau TKI.

"Saya ingin mengikuti jejak dia belajar di Pakistan dan Afgahanistan. Seminggu kemudian Mukhlas datang kepada saya menyampaikan keinginan kamu dikabulkan (untuk berangkat ke Afghanistan)," pungkas Ali Imron.

Ketika itu, Ali mengakui putus hubungan kontak dengan keluarga, ia hanya berhubungan dengan kakak kandungnya saja. Tak lama kemudian ia oleh Mukhlas dipertemukan oleh Ustaz Abdulah Sungkar salah satu pendiri dari Jemaah Islamiyah (JI).

"Sebelum berangkat (ke Afghanistan) saya dibaiat dulu," demikian Ali(RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita