GELORA.CO - Banjir bandang dan longsor terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur belakangan ini. Bencana alam ini dampak Siklon Tropis Seroja yang telah telah disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. BMKG telah merilis peringatan dini dampak dari siklon tersebut pada 2 April 2021. Nah bencana NTT ini Atta Aurel dibawa-bawa lho.
Nah bencana yang terjadi di NTT ini jadi perhatian warganet lho. Rata-rata menyesalkan kenapa perhatian nasional terlambat atas bencana di NTT ini. Sampai bawa-bawa pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah gitu lho Sobat Hopers.
Bencana NTT Atta Aurel terbawa
Beberapa warganet merespons status siaga bencana NTT. Warganet menggaungkan tagar #PrayforNTT. Nah ada pula yang mengeluhkan tuh, kenapa pemerintah pusat perhatiannya terlambat pada NTT.
“NTT status siaga bencana… Dan tidak terpantau pemerintah pusat, TV dipenuhi acara kawinan.. malah netizen bantu buat jadi trending..Gila sih, tapi ini Indonesia #prayforNTT,” tulis akun @JemryFireFly dikutip Senin 5 April 2021.
Keluhan serupa juga diciutkan oleh akun @Bucintrejo12. Akun ini menyoal perhatian pada NTT kok kalah sama pernikahan Atta Aurel sih. Bahkan pemberitaan bencana NTT kalah tertutupi oleh berita pernikahan Atta Aurel gitu.
“Gue bener2 gak tidur semaleman gara2 pantau situasi di NTT lewat twitter.
Soalnya gada 1 berita yang update berita terkini di NTT. Sayang banget, pemerintah udah MATI OTAKNYA , BUTA MATANYA , DAN TULI TELINGANYA. Mana media isinya nikahan !!!! Geram banget,” tulis akun itu.
Lebih nohok lagi, ada meme yang diunggah warganet menyindir perhatian Presiden Jokowi dengan hadir dalam pernikahan Atta Aurel sedangkan masyarakat NTT sedang kena bencana gitu.
Meme yang beredar, menyindir presiden lebih milih rute belok ke pernikahan Atta Aurel dibanding rute lurus bencana NTT.
54 warga meninggal
Sebanyak 54 warga korban longsor di Desa Nele Lamadiken, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Minggu.
Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli mengatakan hingga saat pencarian korban hilang masih terus berlangsung.”Jumlah korban longsor yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa hingga Minggu sore, ada 54 orang dari sebelumnya 20 orang, sementara ini upaya pencarian masih terus berlangsung di lapangan,” kata Agustinus Minggu malam 4 April 2021 dikutip dari Suara.com.
Agustinus mengatakan kondisi cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang membawa serta kayu dan batu besar hingga menghantam pemukiman warga desa itu.Selain menelan korban jiwa, puluhan rumah di Desa Nele Lamadiken beserta berbagai barang berharga milik warga setempat juga ludes diterjang longsor.
Ia menambahkan pemerintah daerah bersama berbagai elemen saat ini masih terus bergerak di lapangan untuk melakukan langkah penanggulangan dampak bencana, baik pencarian dan evakuasi korban, maupun penanganan korban yang selamat.
Untuk diketahui, tanah longsor di Desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Boleng terjadi pada Minggu, sekitar pukul 01.00 Wita, ketika daerah setempat diguyur hujan lebat serta angin kencang yang berlangsung cukup lama. []