GELORA.CO - Presiden Joko Widodo seharusnya sudah tidak lagi melancarkan politik pencitraan dalam menjalankan pemerintahan di akhir periodenya sebagai RI 1.
Hal itu disampaikan pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam menanggapi sikap Jokowi yang memberikan jaket saat berkunjung di lokasi bencana yang menimbulkan kerumunan orang.
"Untuk apa Jokowi terus-menerus pencitraan dengan membagikan jaket kepada masyarakat? Saya kira tidak perlu, karena sebentar lagi masa jabatannya sudah selesai," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/4).
Menurutnya, Indonesia bukanlah kerajaan yang akan terus-terusan dipimpin seorang raja dan keluarganya. Politik pencitraan pun seakan tidak ada gunanya lantaran kepemimpinan Jokowi akan berakhir di 2024 mendatang.
"Untuk itu sebaiknya Jokowi saat ini lebih fokus kepada legacy yang akan menjadi kenangan bagi masyarakat Indonesia. Saya kira bukan dengan bagi-bagi jaket, itu bisa (dilakukan oleh) kepala desa," kata Saiful.
Alih-alih mengejar citra positif, Jokowi harusnya memberi warisan yang baik kepada rakyat dan calon pemimpin masa depan, bukan dengan beban utang yang kini makin menggunung.
"Warisan utang yang banyak kurang baik bagi sejarah cerita kepada anak cucu penerus bangsa. Jokowi harus mewariskan hal-hal yang baik, misalnya sistem demokrasi yang lebih terbuka dan berkeadilan bagi semua, sistem politik ekonomi yang terus maju dan berkembang dan lain sebagainya, bukan hanya bagi-bagi jaket," pungkas Saiful. []