GELORA.CO - Pemerintah Australia belum memiliki rencana untuk mengubah program vaksinasi Covid-19 dengan vaksin AstraZeneca.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pihaknya terus memantau temuan dari Badan Obat-obatan Eropa (EMA) terkait adanya hubungan antara kasus pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca.
Otoritas juga telah memerintahkan penyelidikan medesak atas temuan itu. Di mana Morrison berharap akan ada informasi lebih lanjut pada Kamis malam (8/4).
"Pada titik ini, tidak ada saran yang menunjukkan akan ada perubahan pada peluncuran vaksin," kata Morrison pada Kamis, seperti dikutip Reuters.
Temuan EMA sendiri membuat otoritas Inggris merekomendasikan agar warga berusia di bawah 30 tahun mendapatkan vaksin alternatif.
Di Italia, vaksin AstraZeneca hanya boleh digunakan pada mereka yang berusia di atas 60 tahun.
"Kedua rekomendasi itu akan dibahas hari ini dan dilihat dalam konteks Australia," kata Kepala Petugas Medis Australia, Paul Kelly.
Meski begitu, Kelly menyebut, kasus pembekuan darah setelah vaksinasi AstraZeneca merupakan hal yang sangat jarang. Sedangkan, vaksin telah dinyatakan aman dan efektif untuk banyak orang.
Australia memulai vaksinasi lebih lambat daripada beberapa negara lain karena jumlah kasus Covid-19 yang rendah.
Otoritas Australia telah berjanji untuk memberikan setidaknya 4 juta dosis vaksin pertama pada akhir Maret, namun hanya dapat terealisasi sebesar 670 ribu.
Lambatnya vaksinasi di Australia disebabkan oleh masalah pasokan dari Eropa.[rmol]