GELORA.CO - Heboh warga soal babi ngepet di Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, menyisakan kisah lain. Seorang ibu bernama Wati juga membuat geger karena menuding tetangganya hidup kaya gara-gara pesugihan babi ngepet.
Bermula ketika Wati datang ke lokasi 'babi ngepet' ditemukan di Sawangan, Depok. Di saa, Wari mengobrol sama warga dan mengaku tahu sosok di balik babi ngepet ini
Dia menuding orang yang menjadi babi ngepet ini adalah tetangganya yang menurutnya menganggur, tapi punya banyak uang.
"Dari kemarin saya sudah pantau, Pak, orang ini. Ini dia berumah tangga dia nganggur tapi uangnya banyak. Saya sudah lewat rumahnya, udah saya lemparin sesuatu di depan rumah biar ketahuan," kata Ibu Wati dalam potongan video yang viral.
"Dia ini dekat rumah teman saya. Teman sayalah yang ngelaporin sebelum terjadi ini," sambungnya.
Si ibu ini bicara disaksikan cukup banyak warga. Ada pula seorang personel TNI yang menyaksikan. Ibu berkerudung warna gelap ini mengaku namanya dikenal di wilayahnya tinggal. Dia juga mengaku membuka jasa pengobatan tradisional dan lain-lain.
Setelah memencet-mencet tombol handphone, si ibu ini kemudian menunjukkan foto seseorang kepada warga. "Nah, inilah yang dekat rumah yang punya babi ya. Ini orangnya. Bapak kenal orangnya?" ujarnya.
Ngaku Paranormal
Wati mengaku tahu informasi soal penangkapan babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, dari salah seorang temannya. Dia mengaku temannya meminta dirinya memastikan apakah babi yang ditangkap itu adalah babi ngepet atau bukan.
"Sahabat saya minta tolong sama saya minta diterawangin, karena dia tahu saya ini paranormal sehari-harinya. Saya buka usaha tradisional alternatif. Jadi sahabat saya, Epoy namanya, minta tolong sama saya, tolong diterawang, gimana ini benar atau tidak," ujar Wati di kediamannya di kawasan Bojonggede, Bogor, Kamis (29/4/2021).
Wati mengatakan kedatangannya ke lokasi penangkapan babi tersebut lantaran permintaan temannya. Namun, kata Wati, dia justru dituduh warga yang berada di sana sebagai bagian dari pihak babi ngepet.
"Akhirnya saya lalu dikerubungin orang banyak, saya dibilang justru sayalah orangnya. Jadi saya ke sana niatnya karena ada orang yang minta tolong diterawangin. Jadi bukan saya untuk menuduh atau siapa itu yang jadi bagongnya atau siapanya," ucap dia.
"Itu aja, buat masyarakat yang udah menonton atau menuduh atau memfitnah saya sebagai keluarga bagong atau dari pihak bagong," lanjut Wati.
Wati Digeruduk Warga
Pengakuan Wati soal babi ngepet yang disebutnya sebagai tetangganya itu membuat warga mendatangi rumah kontrakannya di Kampung Baru, Bojonggede, Bogor. Dia mengaku menyesali ucapannya menuding tetangganya yang menganggur tapi kaya.
"Warga Kampung Baru itu merasa tidak senang, katakanlah pencemaran nama baik kampungnya. Akhirnya ingin menuntutlah kepada Ibu Wati ini. Akhirnya massa membeludak. Saya berusaha melerai dan saya bilang Ibu Wati harus klarifikasi tentang ini, dan terjadilah klarifikasi itu," ujar Syarif Nurzaman, Ketua RW 10 Kampung Baru, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Saya juga sebenarnya geregetan sama Ibu Wati ini karena beliau mengatakan menaburkan sesuatulah di lokasi. Nah, sedangkan saya pertanyakan siapa orangnya yang jadi babi ngepet itu yang ditaburin rumahnya itu, dia tidak memberikan jawaban sampai sekarang," sambungnya.
Pada Selasa, 27 April, di kediaman Ketua RT 02 RW 10, Ibu Wati pun menyampaikan permintaan maaf. Agenda itu disaksikan banyak warga Kampung Baru yang menuntut kejelasan.
"Banyak sekali warga di situ warga Kampung Baru yang ingin minta kejelasan di rumah RT kami di RT 02 RW 10," ujar Nurzaman.
Menurut Nurzaman, warga sudah menerima permintaan maaf Ibu Wati. Namun tidak sedikit pula yang belum puas karena Ibu Wati belum mengungkap siapa sosok warga yang dia tuding jadi babi ngepet tersebut.
Wati Diusir dari Kontrakan
Tak hanya digeruduk warga, Wati juga diusir dari kontrakannya karena menyebar gosip soal babi ngepet ini. Warga masih tidak terima meski Wati meminta maaf dan memintanya pergi meninggalkan wilayah tersebut.
Ketua RW 10 Kampung Baru, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Syarif Nurzaman, mengatakan, sekitar pukul 15.00 WIB, massa kembali menyambangi rumah Wati. Mereka mengusir Wati dari wilayah tersebut.
"Warga Kampung Baru nggak terima cukup begitu saja, minta maaf. Banyak yang mau melaporkan ke polisi," kata Nurzaman saat dihubungi lewat telepon, Kamis (29/4/2021).
Nurzaman mengatakan dirinya sudah menengahi peristiwa itu. Emosi massa sudah terkendali, tapi warga menuntut Wati segera pindah dari Kampung Baru, Desa Ragajaya.
"Akhirnya mereka menuntut ibu Wati harus pindah. Kondisi sudah terkendali. Ibu Wati juga udah beres-beres mau pindah," ujarnya(dtk)