GELORA.CO - Wali Kota Medan Bobby Nasution mencopot beberapa pejabat di Medan.
Pencopotan dilakukan terhadap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Medan dan Lurah Sidorame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan.
Kadinkes Medan Edwin dicopot lantaran dinilai lambat menangani COVID-19 di Medan. Sedangkan Lurah dicopot karena diduga melakukan pungutan liar (pungli) terhadap warga.
Lurah dicopot saat Bobby tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak), saat menerima laporan dari warga. Sedangkan Kadinkes disebut dicopot setelah sebelumnya diingatkan terkait COVID-19.
Lurah di Medan Langsung Dicopot Saat Bobby Sidak
Bobby melakukan sidak ke kantor Kelurahan Sidorame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan. Sidak dilakukan Bobby pada Jumat (23/4/2021).
Bobby Nasution datang bersama rombongannya ke Kelurahan Sidorame Timur setelah ada laporan warga soal pungli yang dilakukan oleh oknum kelurahan setempat. Bobby masuk dan menjumpai Lurah Hermanto serta Kasi Pembangunan Dina Simanjuntak.
Bobby lantas bertanya-tanya soal laporan warga yang diterimanya kepada Lurah. Namun Hermanto mengaku tak ada pungli.
"Ada kutipan-kutipan, Pak?" tanya Bobby.
"Nggak ada," jawab Hermanto.
"Masyarakat ngelapor ke saya ada kutipan-kutipan katanya," ujar Bobby.
Hermanto tetap berkeras mengatakan tak ada pungli. Bobby kemudian kesal dan memutar rekaman bukti pungli yang diterimanya.
"Saya sudah terima loh, Pak, saya ini ada rekamannya, kalian itu minta-minta uang," ucap Bobby.
"Nggak ada, Pak, saya minta-minta uang," jawab Hermanto.
Bobby mengatakan pihak kelurahan memerintahkan kepala lingkungan (kepling) meminta uang kepada masyarakat dengan nilai nominal bervariasi. Namun Hermanto masih tidak mengakuinya.
Bobby langsung memutar rekaman tersebut di depan keduanya. Tak lama kemudian, salah satu kepling tiba di kantor kelurahan.
Dia menjelaskan persoalan minta-minta itu di depan Bobby dan Lurah. Dia menyebut selama ini pihak kelurahan meminta uang di atas Rp 50 ribu untuk mengurus surat-menyurat.
Hermanto lalu buka suara. Dia mengaku tidak pernah meminta nilai nominal tersebut.
"Saya nggak pernah minta sampai segitu," ujar Hermanto.
"Berarti pernah, kan?" tanya Bobby.
"Seikhlasnya Pak kalau dikasih. Saya jujur, Pak, kalau dikasih saya terima. Kalau nggak dikasih, ya sudah. Bukan saya patok-patok," ucap Hermanto.
Bobby, yang sudah mendengar itu, lantas langsung memerintahkan stafnya menelpon BKD. Dia memerintahkan agar Lurah serta Kasi Pembangunan di kelurahan itu langsung dicopot.
"Suruh ganti saja bapak ini, suruh berhentikan lurahnya sama ibu ini juga (Kasi Pembangunan). Kok seperti itu kinerjanya," sebut Bobby.
Saat diwawancarai, Bobby menyebut kejadian tersebut sangat membuatnya kesal. Menurutnya perbuatan itu tidak dibenarkan dilakukan oleh pelayan masyarakat.
"Ini luar biasa loh ini tadi. Lurahnya menyatakan langsung nggak minta segitu, tapi ya kalau dikasih (diambil). Itu nggak boleh, mana boleh. Kita sebagai pelayan sudah (digaji negara), sudah jelas semuanya. Sudah kita berhentikan lurahnya tadi. Nggak ada cerita yang minta-minta uang, kita berhentikan," ujar Bobby.
Sementara itu, Hermanto mengaku mendukung program Bobby. Dia tetap berkeras tak melakukan pungli, meski demikian dia mengaku menerima keputusan yang diberikan Bobby.
"Saya mendukung sih program Pak Wali untuk buat Medan supaya lebih maju. Tapi kalau saya yang dituduhkan saya yang meminta kepada masyarakat, saya keberatan. Kalau memang saya meminta kepada masyarakat, nggak mungkin saya 8 tahun jadi lurah di sini," ujar Hermanto.
"Mungkin ya, mungkin masyarakat nggak suka lagi sama saya nggak masalah. Saya nggak pernah minta duit. Kalau dikasih, saya terima. Kalau nggak dikasih, ya sudah," sambungnya.
Kadis Kesehatan Medan Dinilai Lambat Tangani Corona
Bobby mengatakan Edwin dicopot karena dinilai lambat menangani COVID-19 di Medan. Dia mengatakan pihaknya telah mengingatkan terkait masalah penyelesaian COVID-19.
"Ya (dicopot). Ini kan sudah selalu kita ingatkan. Masalah COVID-19 sudah saya sampaikan berkali-kali. Masalah COVID-19 ini penyelesaiannya adalah program utama kita juga," kata Bobby Nasution setelah melakukan sidak di Medan, Jumat (23/4/2021).
Bobby mengatakan banyak permasalahan kesehatan di Medan yang harus segera dituntaskan. Dia meminta Dinas Kesehatan bekerja cepat, namun menurutnya belum terlaksana.
"Kemarin juga, beberapa hari setelah saya dilantik, kita sama-sama tahu, permasalahan kesehatan ini juga terus menggunung, menumpuk, dan saya selalu meminta perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan mulai dari pendataan hingga penanganan. Mungkin belum bisa terjadi oleh karena itu untuk percepatan saja. Untuk percepatan dalam penyelesaian persoalan COVID-19, makanya kita sesuaikan dengan gerak (ritme) kita hari ini," ujar Bobby.
Untuk sementara, posisi Kadis Kesehatan Medan diisi oleh Syamsul Nasution sebagai pelaksana tugas (Plt). Syamsul merupakan Wakil Direktur RSUD Pirngadi.
Sebelumnya Bobby telah melakukan konsolidasi internal kepada para kepala dinas di Pemko Medan. Bobby menekankan dirinya telah memberikan informasi tentang sistem kerja yang akan diterapkannya dan bakal mengganti orang yang tak bisa mengikuti sistem.
"Hari ini, kita tekankan kepada semua OPD sudah kita informasikan bagaimana sistem kerja kita ke depan, kalau tidak bisa bertahan di situ, kita cari orang yang lain," ujar Bobby, Selasa (23/3).
Dia mengatakan telah melakukan konsolidasi dengan dinas-dinas yang ada. Bobby meminta dinas-dinas di Pemko Medan tak kaku dalam bekerja.
"Ya pastinya hari ini saya kan konsolidasi, ke internal. Kita punya 40 lebih OPD (organisasi perangkat daerah), hari ini yang kita tawarkan itu kolaborasi, jadi bukan hanya satu dinas itu, memikirkan kedinasannya dia saja," katanya.
Bobby meminta tiap OPD bekerja sama dengan baik, termasuk dengan legislatif dan unsur masyarakat. Dia meminta jajarannya tak kaku dalam bekerja.(dtk)