GELORA.CO - Warga di beberapa desa sempat iuran demi membangun jembatan Muhara yang kondisinya memprihatinkan setelah hancur dihantam banjir bandang Lebak pada awal tahun 2020 lalu. Uang terkumpul bahkan hampir puluhan juta.
"Warga ngumpulin uang mau buat jembatan sementara. Terus sama pemerintah jangan dibuat, jangan dibangun masyarakat," ujar Sayuti selaku tokoh masyarakat di Desa Ciladeun, Kecamatan Lebak Gedong, Lebak, Senin (15/3/2021).
Khusus desanya, uang yang terkumpul bahkan hampir Rp 50 juta. Uang itu dikumpulkan dari masing-masing rumah dengan jumlah permintaan seikhlasnya.
Alternatif iuran ini pun dilakukan desa lain misalkan Lebak Situ, Lebak Sangka sampe Citorek. Mereka ingin menyumbang membangun jembatan karena itu satu-satunya akses utama yang bisa dilewati menggunakan mobil dan motor.
"Kalau di desa ini Rp 50 jutaan, urunan masyarakat, udah ngumpulin uang begitu katanya jangan dibangun," tambahnya.
Memang, saat terkumpul, uang itu akan dibangun jembatan sementara. Uang itu pun sumbangan bahkan di saat adanya pandemi Corona.
"Mau bikin jembatan sementara, kesel kata orang sunda mah," tegasnya.
Masyarakat jelasnya ingin sekali jembatan Muhara segera dibangun. Saat ini kondisinya memprihatinkan karena hanya dibangun menggunakan papan dan bronjong untuk menahan deras air.
Kecelakaan pun sering terjadi di jembatan sementara ini. Jika hujan, jalan yang berbatu membuat kendaraan sulit melintas.
"Kalau masyarakat mah pengen segera dibangun, beberapa kali (buat jembatan darurat), udah sering hanyut," tambahnya.
Terpisah, Kepala Desa Ciladauen Yayat membenarkan bahwa warga melakukan iuran untuk membangun jembatan Muhara. Bahkan saat itu kesepakatan dibuat oleh tiga kecamatan yang menggunakan jembatan sebagai akses sehari-hari.
"Artinya, kita tidak meragukan pemerintah karena kami waktu itu terisolasi harus pakai jembatan gantung. Aktivitas terganggu makanya di situ warga dari beberapa Kecamatan Lebak Gedong, Sobang dan Cibeber memang akses situ rembukan gimana kalau kita dibentuk patungan seikhlasnya," katanya saat dihubungi terpisah.
Karena tahu warga iuran, pemda akhirnya membuat jembatan darurat yang sekarang dipakai warga untuk lewat. Informasinya tahun 2021 ini menurutnya juga akan ada pembangunan jembatan dan jalan yang rusak imbas banjir bandang 2020 lalu.
"Itu ada info katanya 2021 ada pembangunan dari provinsi, jembatan dan jalan, dari provinsi mulai dari Cipanas ke sana (Muhara)," pungkasnya.
Banjir bandang pada awal 2020 lalu di Lebak memang menghancurkan puluhan jembatan. Jokowi sempat datang dan menginstruksikan agar jembatan yang putus dibangun dalam jangka waktu 3-4 bulan.
"Katanya itu mau bikin 4 bulan mau kelar lagi, waktu di Banjar itu pak Jokowi (janji), sampai sekarang belum ada, katanya empat bulan," ujar warga.(dtk)