GELORA.CO - Sikap pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, terhadap upaya pendongkelan oleh mantan kader dan pejabat pemerintahan membuat kagum mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Karena menurutnya, sosok yang kerap disapa SBY itu tidak menunjukkan sikap marah meskipun partai yang tengah dipimpin putranya, Agus Harimurthi Yudhoyono, digoyang melalui kegiatan yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara.
"Jadi saya pikir ini merupakan contoh, bukan hanya untuk bangsa tapi juga dunia internasional. Bahwa politikus ya harusnya seperti itu, punya ketenangan emosi, beretika," ujar Gatot dalam sebuah video berdurasi tujuh menit yang dia posting di akun Instagram pribadinya, Selasa (16/3).
Sikap SBY yang seperti itu, dinilai Gatot Nurmantyo, tidak terlepas dari kematangannya yang pernah memimpin Indonesia selama dua periode, yakni sejak tahun 2004 hingga 2013.
"Logika berfikirnya, dua kali mantan presiden partainya dibegitukan, tapi masih menjaga stabilitas emosinya," tutur Gatot Nurmantyo.
"Saya pikir kita perlu menyimak dan mencontoh seorang Pak SBY, diperlakukan seperti itu tapi beliau tidak menunjukkan kemarahan," tandasnya.
Upaya pendongkelan Partai Demokrat oleh mantan kader dan juga pihak eksternal diawali dengan isu kudeta kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurthi Yudhoyono pada beberapa bulan yang lalu.
Tak lama setelah itu, muncul gerakan pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat yang ditenggarai oleh sejumlah kader non aktif yang akhirnya dilakukan pemecatan.
Barulah pada pada awal bulan Maret ini digelar satu kegiatan yang diklaim sebagai KLB di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara. Di mana di dalamnya ada prosesi pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat.
Terdapat dua nama saat itu yang diusung oleh para peserta kegiatan. Yakni eks Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Marzuki Alie dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Namun usia dilakukan pemilihan secara voting berdiri, mayoritas peserta kegiatan memilih Moeldoko.(RMOL)