GELORA.CO - Kedutaan Besar China di Myanmar mendesak pihak berwenang di Myanmar untuk mengambil tindakan menghentikan kekerasan dan menghukum para pelaku kerusuhan, setelah beberapa pabrik investasi China di Yangon dihancurkan, dijarah, atau dibakar, bahkan beberapa karyawan dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.
Desakan tersebut disampaikan Kedutaan pada Minggu (14/3) waktu setempat. Dalam situsnya, mereka menginformasikan bahwa perusahaan yang menjadi sasaran perusuh berada di Kawasan Industri Shwe Lin Ban, Kotapraja Hlaing Thar Yar. Sebagian besar adalah pabrik pakaian.
Global Times melaporkan pada Minggu (14/3), Kedutaan telah menghubungi perusahaan yang terkena dampak dan mengeluarkan peringatan keselamatan kepada perusahaan dan warga negara China di Myanmar.
Kedutaan juga meminta polisi setempat untuk mengambil tindakan menjamin keselamatan perusahaan dan pekerja China.
“Investasi China di industri tekstil di Myanmar telah menciptakan hampir 400.000 pekerjaan bagi Myanmar. Perilaku (pengrusakan) seperti itu juga akan menghancurkan kepentingan rakyat Myanmar,” kata kedutaan.
Pabrik garmen Huanqiu dan Meijie, serta 10 pabrik lain milik China, dihancurkan atau dibakar pada hari Minggu, Global Times mengutip dari sumber lokal. Sumber-sumber mengatakan bahwa mereka yang merusak adalah penduduk lokal Myanmar yang bermusuhan.
“Peristiwa ini sangat buruk,” kata kedutaan, menambahkan agar rakyat Myanmar tidak diprovokasi dan dimanfaatkan.
“Sekitar 20-30 pengendara sepeda motor dengan jeruji besi, kapak, dan bensin menyerbu pabrik, yang terletak di Kawasan Industri Shwe Lin Ban, Kotapraja Hlaing Thar Yar,” kata seorang pengusaha Tiongkok yang terlibat dalam kerjasama tekstil Tiongkok-Myanmar, yang tidak mau disebutkan namanya.
“Mereka menghancurkan pabrik dan menuangkan bensin ke gerbang dan gudang pabrik dan menyalakan bahan bakar,” kata pengusaha itu.
Lu Tong, seorang warga negara Tiongkok yang tinggal di dekat zona industri, mengatakan bahwa sebuah hotel Tiongkok juga dihancurkan. Dari tempat tinggalnya, dia bisa melihat asap tebal mengalir dari kawasan industri dan mendengar tembakan senjata.
Para tersangka pelaku pembakaran mungkin adalah penduduk lokal anti-China yang telah diprovokasi oleh beberapa pasukan anti-China Barat, LSM dan separatis Hong Kong, sumber di Myanmar mengatakan kepada Global Times.
Media China menemukan bahwa pada hari Jumat, dua hari sebelum serangan yang menargetkan perusahaan China dimulai, Kyaw Win, pendiri LSM di Myanmar bernama ‘Burma Human Rights Network (BHRN)’, merilis tweet pada hari Jumat yang memperingatkan bahwa "Satu warga sipil membunuh satu pabrik China menjadi abu. "
Tweet Win itu di-retweet oleh akun Milk Tea Myanmar pada hari yang sama, yang menanyakan bahwa, “Jika seorang warga sipil di Hlaing Thar Yar membunuh satu pabrik China menjadi abu, apakah Anda setuju?” (*)