GELORA.CO - Ketum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar safari politik di tengah konflik partainya dengan pihak yang mengklaim menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Di kubu seberang, ada cerita pihak lawan sedang menyusun kepengurusan.
Safari politik terakhir AHY adalah bertemu dengan Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) pada Minggu (14/3) kemarin. Di sisi lain, ada cerita kubu KLB Deli Serdang mencoba merekrut orang dekat JK.
"Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Syafruddin dihubungi oleh Marzuki Alie dan Darmizal. Diminta jadi waketum PD versi KLB abal-abal. Dia menolak," kata Deputi Balitbang Demokrat Syahrial Nasution kepada wartawan, Senin (15/3/2021).
"Sampai akhirnya, Moeldoko menghubungi langsung, juga ditolak," ucap Syahrial.
Syahrial menyebut informasi soal Moeldoko menghubungi eks Wakapolri Komjen (Purn) Syafruddin ini didapatnya langsung dari orang tepercaya. Syahrial menyebut penolakan dari tokoh sekelas Komjen (Purn) Syafruddin menandakan KLB di Deli Serdang merupakan kudeta terhadap Partai Demokrat.
"Artinya, ini kudeta. Karena, kegiatannya dilaksanakan dulu. Tidak didaftarkan, karena memang susunan kepengurusannya belum ada. Legalitasnya nggak benar. Menggunakan tangan kekuasaan untuk mempengaruhi DPC-DPC dan DPD-DPD pemilik hak suara," sebut Syahrial.
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY bergerilya menemui sejumlah tokoh dan pejabat usai gelaran KLB kubu Moeldoko. AHY bertemu Menko Polhukam Mahfud Md, mantan ketua MK Jimly Asshiddiqie, hingga terakhir Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK.
"Kedatangan kami pagi ini utamanya adalah untuk bersilaturahmi. Bagaimanapun Partai Demokrat memiliki hubungan sejarah politik yang sangat baik dengan Pak JK, Pak JK pernah menjadi Wakil Presiden mendampingi Bapak SBY. Partai Demokrat juga menjadi mitra strategis bagi Partai Golkar saat dipimpin oleh Pak JK sebagai Ketua Umum," ujar AHY, Minggu (14/3).(dtk)