GELORA.CO - Seorang tenaga kesehatan (nakes) di Norwegia meninggal dunia karena pendarahan orak setelah menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca. Namun demikian, otoritas kesehatan mengatakan belum ada hubungan langsung kematian itu dengan suntikan vaksin yang telah dilakukan.
Dilansir AFP, Selasa (16/3/2021) ini adalah kematian kedua dalam beberapa hari terakhir di Norwegia yang telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca pada Kamis lalu.
Pada Sabtu (13/3), otoritas kesehatan Norwegia mengatakan tiga pegawai perawatan kesehatan telah di rawat di rumah sakit dengan pembekuan darah, pendarahan dan tingkat trombosit yang sangat rendah dalam darah.
Semua perawat itu berusia di bawah 50 tahun. Mereka telah menerima dosis pertama AstraZeneca.
Salah satu dari tiga perawat, yang digambarkan sebagai seorang wanita "dalam keadaan sehat", meninggal pada Minggu (14/3) setelah pendarahan otak, kata otoritas kesehatan. Dia dirawat di rumah sakit pada hari Kamis, sekitar seminggu setelah mendapatkan vaksinasi.
"Kami tidak dapat mengkonfirmasi atau mengecualikan bahwa itu ada hubungannya dengan vaksin," kata seorang pejabat dari Badan Obat Norwegia, Steinar Madsen, kepada wartawan.
Kondisi dua orang tenaga kesehatan lainnya dilaporkan stabil.
Petugas kesehatan lain berusia 30-an juga meninggal pada hari Jumat di Norwegia, 10 hari setelah menerima vaksin yang sama. Kematian lain juga telah dilaporkan di Eropa, terutama di Austria dan Denmark.
Badan Obat Eropa saat ini sedang menyelidiki kematian tersebut untuk melihat apakah ada kaitannya dengan vaksin.
Pada hari Jumat, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan "tidak ada indikasi untuk tidak menggunakan" vaksin tersebut, sementara pabrikan sendiri bersikeras bahwa itu aman.
Menurut otoritas medis Norwegia, sekitar 130.000 orang telah menerima vaksin di Norwegia sebelum ditangguhkan.
Di antara negara lain yang juga menangguhkan vaksin karena alasan serupa adalah Denmark, Islandia, Bulgaria, Irlandia, Belanda, Prancis, Italia, Spanyol dan Jerman.
Badan obat-obatan di Denmark - negara pertama yang menangguhkan penggunaan vaksin Kamis lalu setelah melaporkan kematian pasca suntikan - pada hari Senin mengungkapkan bahwa korban adalah seorang wanita berusia 60 tahun yang menderita pembekuan darah, trombosit rendah dan perdarahan setelah menerima vaksin.
Badan tersebut mengatakan telah memberi tahu orang-orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca dalam dua minggu terakhir untuk mengamati gejala seperti memar yang tidak biasa, pendarahan, dan sakit kepala atau sakit perut yang parah. (*)