GELORA.CO - Keluarga dari Khin Myo Chit, bocah Muslim berusia 7 tahun yang tewas ditembak personil Militer Myanmar, tak bisa lagi tinggal di rumah mereka. Polisi dan personil Militer Myanmar mengepungnya, mengindikasikan mereka mengincar para anggota keluarga Khin Myo Chit. Demi bertahan hidup, keluarga Khin Myo Chit memutuskan untuk kabur dan bersembunyi.
“Kami tidak berani pulang sampai sekarang dan masih bersembunyi. Masih ada tentara dan polisi di rumah kami,” ujar saudara perempuan Khin Myo Chit seperti dikutip dari CNN, Jumat, 26 maret 2021.
Tidak semua anggota keluarga Khin Myo Chit berhasil selamat. Saudara perempuan Khin Myo Chit menyatakan, saudara laki-lakinya sudah ditangkap oleh Militer Myanmar. Hingga sekarang, keberadaan saudaranya tersebut tidak diketahui dan ia sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk.
"Dia ditangkap oleh militer dan (kami) tidak yakin apakah dia masih hidup atau tidak. Kami belum mendapat informasi darinya," katanya.
Saudara perempuan Khin Myo Chit juga mengungkapkan bahwa ia khawatir Militer Myanmar akan merebut jenazah adiknya. Sebab, jenazah itu bisa menjadi bukti di kemudian hari.
Agar keberadaan jenazah tidak diketahui, sang kakak menyatakan pemakaman jenazah Khin Myo Chit dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Selain itu, tidak dikuburkan sesuai dengan tradisi Muslim.
"Kami harus menguburkannya tanpa memberi tahu semua orang dan kami tidak bisa pergi dengan mobil pemakaman karena kami khawatir Militer Myanmar akan mencuri tubuhnya. Kami hanya bisa menggunakan mobil rumah untuk pemakamannya," katanya.
Khin Myo Chit merupakan warga Myanmar termuda yang meninggal dalam serangkaian unjuk rasa menentang kudeta. Anak perempuan itu meninggal setelah tentara Myanmar mendobrak pintu rumahnya di Mandala dan menembakkan senapan ke arahnya.
Sejatinya, Militer Myanmar mengincar ayah dari Khin Myo Chit , namun tembakan mereka meleset. Alih-alih mengenai sang ayah, tembakan mengenai sang anak yang mencoba berlindung di dalam pelukan ayahnya.
"Mereka menembaknya saat dia membungkuk ke arah dada saya. Saya berlari dan menggendongnya dan bahkan tidak bisa melihat mereka (pasukan keamanan) setelah dia ditembak," kata ayah Khin Myo Chit .
Menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), total 320 orang tewas dalam serangkaian unjuk rasa kudeta Myanmar. Sebanyak 20 di antaranya adalah anak-anak. (*)