GELORA.CO - Kubu Moeldoko menggelar konferensi pers di tengah hujan di Hambalang, Jawa Barat. Partai Demokrat mengejek kubu yang mengklaim kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang frustasi.
"Konferensi pers ini merupakan bentuk frustasi dan upaya menutupi rasa malu kepada peserta KLB abal-abal dan khalayak luas," kata Kepala Bamkostra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, kepada wartawan, Kamis (25/3/2021).
"Mereka mau mengalihkan isu dari rentetan kegagalan upaya kebohongan publik yang mereka lakukan selama 2 minggu terakhir," lanjutnya.
Herzaky menyebut Kubu Moeldoko gagal dalam pengambilalihan partai. Dia menyinggung lamanya pengajuan hasil KLB ke Kemenkumham hingga Marzuki Alie yang mencabut gugatan di PN Jakarta Pusat.
"Pertama, katanya paska KLB abal-abal akan segera memasukan berkas ke Kemenkumham, faktanya butuh waktu lebih dari seminggu untuk mengajukan. Kedua, laporan Marzuki Alie ke Bareskrim Polri, ditolak. Ketiga, laporan Moeldoko ke Polda Metro Jaya, juga ditolak. Terakhir, gugatan Marzuki Alie dan kawan-kawan ke PN, dicabut karena ketidakyakinan mereka terhadap legal standing," ujarnya.
Herzaky mengatakan pihaknya fokus menyelesaikan gugatan terhadap Jhoni Allen dkk atas penggunaan atribut PD. Dia berharap publik tidak terpengaruh upaya yang disebutnya 'Begal Politik'.
"Kami, Partai Demokrat, akan tetap fokus pada menunggu keputusan penolakan Kemenkumham atas permohonan pihak KLB abal-abal," tuturnya.
Sebelumnya, Partai Demokrat kubu Moeldoko menggelar konferensi pers di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Konferensi pers itu digelar di tengah guyuran hujan.
Pantauan detikcom, Kamis (25/3), konferensi pers itu digelar di area Hambalang Sport Center yang mangkrak. Tenda kecil didirikan untuk konferensi pers tersebut.
Saat konferensi pers dimulai, mendung tampak menyelimuti kawasan itu. Tak berapa lama, hujan deras pun mengguyur. Angin kencang dan petir juga tampak menyertai hujan yang mengguyur di tengah konferensi pers tersebut.
Memulai konferensi pers, salah satu penggagas KLB PD Darmizal menyinggung adanya seseorang yang berada di puncak namun tidak pernah mendaki. Dia juga menyinggung nama Pepo. Seperti diketahui, Pepo merupakan panggilan untuk eks Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ada yang sudah di puncak tapi tidak pernah mendaki. Sehingga tidak pernah tahu jalan turun dan terpaksa Pepo yang mengantarkan perbaikan di bawah. Karena hanya Pepo yang tahu jalan turun," kata Darmizal. (*)