GELORA.CO - Waketum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) diseret oleh Kubu Moeldoko terkait kasus korupsi Hambalang. Namun, KPK tak terusik atas hal itu. KPK menegaskan pihaknya bekerja atas dasar bukti yang ada.
Ibas sebelumnya diseret oleh Max Sopacua, yang tergabung dalam Partai Demokrat kubu Moeldoko hasil dari agenda yang diklaim sebagai KLB. Max Sopacua berbicara soal Ibas di Hambalang dalam agenda konferensi pers kubu Moeldoko, Kamis (25/3/2021).
Max menyebut Hambalang adalah salah satu penyebab elektabilitas Partai Demokrat hancur. Untuk diketahui, beberapa tahun silam, sejumlah petinggi Partai Demokrat terjerat kasus Hambalang.
"Kami kembali lagi ke sini membuat Hambalang sebagai starting point prospeknya dari future-nya Partai Demokrat pimpinan Moeldoko sebagai ketua umum. Kenapa di sini, ini starting point Partai Demokrat pimpinan doktor Moeldoko untuk maju ke depan, insyaallah 2024 kami berjaya," ucap Max.
Di kubu Moeldoko, ada nama M Nazaruddin yang terjerat kasus itu. Lantas Max Sopacua menyinggung nama Ibas.
"Tidak disebutkan di media mana starting point-nya, apa kata Anas itu. Bagiannya tidak terlepas kalau kita menyampaikan, Pak Anas dapat berapa, Ibas dapat berapa, dan lain-lain dapat berapa, itu panjang nantinya.
Yang jelas, mereka yang pernah terlibat, Andi Mallarangeng udah pernah masuk penjara juga. Gara-gara karena dia Menteri Olahraga. Yang membawahi Hambalang ini," ucap Max.
"Dan kalau yang lain sudah, Pak Anas masih menjalani proses hukum yang dibuat oleh pemerintah, yang kita pertanyakan yang lain yang tidak disentuh hukum, itu persoalannya," ucap Max.
Max kemudian ditanya soal pihak-pihak yang tak disentuh hukum yang disebutkannya tadi. Max menyebut Ibas.
"Ya Mas Ibas sendiri belum... (bicara tidak jelas). Ibas juga sudah disebutkan saksi berapa banyak? Kan belum. Yulianis menyebutkan juga, yang masuk penjara kan kita tahu siapa-siapa saja. Makanya kita kembali ke Hambalang supaya Anda tahu Hambalang, ini adalah starting point kami lagi, bukan untuk korupsi tapi untuk maju ke depan membela negara," ucap Max Sopacua.(dtk)