GELORA.CO - Entah sampai kapan perseteruan di Partai Demokrat antara kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kubu Moeldoko akan berlangsung.
Hingga saat ini, masing-masing kubu tetap yakin jika kepengurusan yang telah terbentuk memiliki keabsahan seiring dengan AD/ART Partai Demokrat.
Di tengah kemelut Partai Demokrat yang semakin rumit ini, kedua kubu tanpa henti saling melemparkan tudingan, saling klaim, hingga saling melaporkan ke ranah hukum.
Sebelumnya, riak-riak kekisruhan bermula dari pemecatan beberapa kader senior Partai Demokrat oleh kubu AHY karena diduga terkait aksi kudeta partai yang melibatkan Moeldoko.
Situasi semakin memanas usai dugaan kudeta Partai Demokrat dari kepengurusan AHY terbukti seiring digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara.
KLB Demokrat yang dilaksanakan 5 Maret 2021 lalu turut menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) yang juga Mantan Panglima TNI Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, tertuduh pelaku kudeta.
Meledaknya kisruh di internal partai bintang mercy hingga terjadinya KLB Demokrat diduga disebabkan berubahnya Partai Demokrat menjadi partai keluarga di bawah komando AHY.
Pasalnya, dalam Kongres Partai Demokrat 2020 lalu secara aklamasi AHY diangkat sebagai Ketua Umum Demokrat menggantikan ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tokoh Papua Christ Wamea ikut bersuara dan menyampaikan pandangannya menyikapi adanya tudingan Partai Demokrat adalah partai keluarga.
Melalui akun Twitter pribadinya yang di unggah, Christ Wamea membandingkan Partai Demokrat dengan salah satu partai yang dipimpin lebih dari 20 tahun.
Tak hanya memimpin puluhan tahun, Tokoh Papua itu turut menyinggung soal posisi anak-anak sang ketua umum yang ikut terlibat penuh dalam keputusan di partai tersebut, berbeda dengan Partai Demokrat.
"Ada partai yang ketumnya (menjabat) lebih 20 tahun. Anak-anaknya juga di pucuk pimpinan partai tersebut dan full dalam pengambilan keputusan. Tapi tetap dibilang partai terbuka bukan partai keluarga," sindir Christ Wamea lewat akun Twitter @PutraWadapi, dikutip Pikiran-Rakyat.com, Sabtu 20 Maret 2021.
"Partai Demokrat udah 20 tahun ada 5 ketum yang berbeda. Semuanya dipilih melalui kongres yang resmi. Kok Partai Demokrat dibilang partai keluarga," sambung tokoh Papua Christ Wamea. (*)