GELORA.CO - Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya dengan kompak menyerukan agar militer Myanmar segera membebaskan tahanan politik yang ditahan sejak perebutan kekuasaan pada 1 Februari lalu.
Hal itu disampaikan oleh para menteri luar negeri ASEAN, termasuk Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam pertemuan Informal ASEAN Ministerial Meeting (IAMM) pada Selasa (2/3), seperti dikutip VOA.
Dalam kesempatan tersebut, Retno mendesak aparat keamanan Myanmar untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan, alih-alih mengedepankan dialog.
Menurut Retno, dialog antara pihak-pihak yang bertikai di Myanmar akan berlansung kondusif jika seluruh tahanan politik dibebaskan.
"Indonesia mendesak agar semua pihak terkait memulai dialog dan komunikasi, dan kondusi yang kondusif bagi komunikasi dan dialog harus segera diciptakan, termasuk melepaskan tahanan politik," ujarnya.
Di samping itu, Retno juga mengatakan ASEAN siap untuk memfasilitasi dialog antara pihak-pihak bertikai di Myanmar jika diminta.
Selain Retno, desakan agar militer membebaskan tahanan politik juga disampaikan oleh menteri luar negeri ASEAN lainnya, termasuk dari Malaysia dan Singapura.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein menyebut upaya perebutan kekuasaan oleh militer merupakan kemunduran demokrasi Myanmar yang sudah berlangsung sekitar 10 tahun terakhir
Sementara Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakhrisnan mengatakan keprihatinannya atas penggunaan kekuatan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap warga sipil.
Sejak kudeta berlangsung pada 1 Februari, warga sipil melakukan aksi protes damai dan kerap berakhir bentrokan, serta penggunaan kekuatan oleh aparat keamanan.
Sejauh ini, setidaknya sudah ada 18 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka. (*)