GELORA.CO - Pemilu 2024 memang masih jauh, tapi ini bisa jadi peringatan keras bagi Partai Gerindra yang elektabilitasnya sangat anjlok.
Hal itu sebagaimana hasil survei yang dilakukan Indonesia Development Monitoring (IDM) bertajuk
‘Jajak Pendapat Masyarakat Indonesia Terkait Dampak Covid terhadap kehidupan masyarakat serta Sikap dan opini Masyarakat di saat Covid terhadap Pemerintah dan Partai Partai Politik’, Minggu (31/1/2021). Dalam survei itu, Partai Gerindra yang sebelumnya menempel PDIP, kini malah anjlok disalip PKS dan Partai Nasdem.
Kepada responden ditanyakan pertanyaan terbuka ‘parpol mana yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini?’. Hasilnya, PDIP masih menjadi yang teratas dengan tingkat keterpilihan mencapai 16,7 persen.
Namun posisi parpol berlambang kepala banteng hitam moncong putih itu dipepet Partai Golkar yang dipilih sebanyak 16,1 persen responden.
Yang cukup mengejutkan adalah, Partai Demokrat yang dalam survei ini berada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 11,6 persen.
Sementara, sejumlah partai parlemen lainnya memiliki elektabilitas di bawah 10 persen. Di antaranya, PKB (8,9 persen), PKS (6,6 persen) dan Partai Nasdem (6,2 persen).
Yang cukup mengkhawatirkan adalah posisi Partai Gerindra yang dalam survei ini hanya memiliki elektabilitas sebesar 5,2 persen saja.
Berturut-turut selanjutnya beberapa parpol parlemen memiliki tingkat keterpilihan di bawah 4 persen yang sekaligus menjadi peringatan keras. Yakni, PAN (2,1 persen), PPP dan Partai Amanat Nasional (2,1 persen). Sementara PSI dikehendaki oleh 2,3 persen responden.
Berturut selanjut adalah Hanursa, (1,4 persen), Partai Gelora dan PBB (1,1 persen). Sedangkan PKPI, Perindo, Partai Garuda dan Partai Berkarya masing-masing hanya memiliki elektabilitas di bawah satu persen saja.
“Dan yang tidak memberikan pilihan, sebanyak 16,8 persen responden,” ungkap Direktur Eksekutive IDM, Tri Permadi dalam keteranganya diterima PojokSatu.id.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 10–19 Januari 2021 melalui wawancara per telepon. Survei ini juga melibatkan total 1.650 responden yang dipilih secara acak (random) berusia 17 tahun ke atas dan tersebar di 24 provinsi.
Perbandingannya, 58,1 persen responden perkotaan dan 41,9 persen di pedesaan. Sebanyak 41,8 persen merupakan pekerja di sektor formal dan informal baik swasta, BUMN maupun ASN.
Sebanyak 29,8 persen merupakan ibu rumah tangga, 17,2 persen pelaku usaha atau pemilik usaha dan 11,2 persen mahasiswa, pencari kerja dan lain-lain.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan mencapai 95 persen dengan margin of error plus minus 2,44 persen. []