GELORA.CO - Bupati Klaten terpilih, Sri Mulyani meminta pembangunan gedung pertemuan senilai Rp 90 miliar yang bakal dinamakan Grha Megawati tidak dikaitkan dengan politik. Sri Mulyani menyebut pembangunan gedung itu bukan untuk kepentingan politik.
"Gedung itu jangan dikaitkan politik. Bahwa Bu Mega yang saat itu presiden, saat ini ketua partai, kebetulan saya kepala daerah juga ketua partai jangan dikaitkan, karena gedung itu bukan untuk acara politik," kata Sri Mulyani kepada detikcom, Jumat (19/2/2021).
Sri Mulyani menyebut gedung yang dibangun Pemkab Klaten dengan dana APBD itu merupakan gedung serbaguna. Gedung itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
"Gedung itu, siapapun yang mau memanfaatkan boleh. Karena dibangun memang untuk masyarakat," ucap Sri Mulyani.
Dia menambahkan gedung yang akan dinamai Grha Megawati itu juga bisa dimanfaatkan oleh warga di luar Klaten. Rencananya gedung serbaguna itu bakal dikelola BUMD.
"Boleh , boleh (dari luar Klaten). Semua masyarakat boleh dan nanti harapannya bisa dikelola badan usaha milik daerah (BUMD)," sambung Sri Mulyani.
Penggunaan gedung ini nantinya bakal dikenakan retribusi. Sri Mulyani mengatakan dengan dikelola BUMD, gedung sergabuna ini bakal memberikan sumbangan pendapatan asli daerah (PAD) ke Pemkab Klaten.
"Gedung itu akan dikelola BUMD. Nanti akan kita tarik retribusi pemanfaatannya tapi karena milik pemerintah daerah tentu besarnya retribusi berbeda dengan milik pihak lain," jelas Sri Mulyani.
Dia pun berharap pembangunan gedung serbaguna yang bakal diberi nama Grha Megawati itu tidak menjadi polemik.
"Ya saya minta masyarakat tidak menjadikan ini (pembangunan gedung) sebagai sesuatu yang ribet. Karena ini dibangun memang untuk masyarakat, gedung serbaguna untuk masyarakat," ucap Sri Mulyani.
Sebelumnya diberitakan, nama gedung Grha Megawati di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ramai disebut di media sosial belakangan ini. Nama gedung itu disinggung saat netizen ramai membahas pembangunan museum SBY.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perwaskim) Klaten, Pramana Agus Wijanarka, tidak membantah Pemkab sedang membangun gedung pertemuan tetapi belum resmi dinamakan Grha Megawati.
"Secara resmi belum (diberi nama Grha Megawati), kan belum ada peresmian," ungkap Pramana kepada detikcom lewat pesan singkat, Kamis (18/2).
Terpisah, Sri Mulyani menyebut gedung serbaguna itu layak dinamakan Grha Megawati. Politikus PDIP itu menyebut pembangunan gedung juga sudah mendapatkan dukungan dari masyarakat karena Klaten belum memiliki tempat yang memadai untuk acara.
"Gedung itu memang Grha yang rencananya kalau memang diperkenankan oleh Ibu Megawati, akan saya namai Grha Megawati. Karena gedung itu memang sangat layak lah kalau dinamai sesosok Ibu Megawati, presiden ke-5 RI agar orang tahu sejarah," jelas Sri Mulyani pada detikcom, hari ini.
Gedung yang dibangun dari dana APBD senilai Rp 90 miliar. Gedung ini memiliki kapasitas 3 ribu orang dilengkapi dengan tempat parkir.[]