GELORA.CO - Rencana pengambilalihan paksa alias kudeta oleh Moeldoko bersama beberapa kader dan mantan kader senior partai Demokrat, seharusnya bisa dijadikan momentum bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadikan partai berloambang mercy itu sebagai wadah oposisi.
Begitu pandangan Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto terkait rencana kudeta Moeldoko terhadap kepemimpinan AHY di partai Demokrat, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/2).
Mantan Sekjen ProDem ini mengatakan, dalam situasi krisis dimana serangan Moeldoko dilakukan secara terbuka, maka AHY harus segera memposisikan diri untuk tidak dimangsa oleh Moeldoko.
Apalagi, kata Satyo jika dukungan Jokowi kepada Moeldoko benar adanya bukan hanya klaim dan hanya sebuah kebohongan belaka.
"Maka AHY dan partainya harus melakukan konsolidasi besar sekaligus mengundang kekuatan oposisi bergabung di dalamnya," kata Satyo.
Konsolidasi ini, bisa dimulai dari tokoh-tokoh yang melakukan penolakan terhadap Rancangan Undang-undang omnibus law ataupun tokoh lain yang konsisten melakukan kritik membangun seperti Rizal Ramli.
Atau, menurut Satyo, sosok Gatot Nurmantyo yang bisa dikatakan hampir sama nasibnya lantaran gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dihancurkan oleh Pemerintah.
"AHY disarankan sudah selayaknya mengundang Gatot Numantyo bergabung ke partai besutan SBY tersebut, Gatot Numantyo, cukup populer dikalangan umat Islam serta kelompok oposisi," tandas aktivis yang akrab disapa Komeng ini.(RMOL)