GELORA.CO - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan rencana kudeta Demokrat menunjukkan suhu politik menuju Pilpres 2024 sudah mulai naik.
"Sebab, tokoh-tokoh yang selama ini dipersepsikan akan maju nyapres, kepala daerah yang top-top itu, terancam gagal karena Pilkada 2022 akan ditiadakan. Maka ke depan, aktor-aktor politik ini akan mencari panggung agar bisa bertanding di 2024," ujar Adi, Selasa, 2 Februari 2021.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, mengatakan ada indikasi bekas Panglima TNI Moeldoko ingin memakai Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini sebagai perahu politik menuju Pilpres 2024.
Ujang menilai langkag Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan upaya kudeta kepemimpinan partainya, sudah sangat tepat.
Sebab, kata dia, upaya pembajakan partai politik bisa dilakukan secara cepat dan sistematis. "Jika kasusnya tak mencuat seperti saat ini, mungkin bulan ini Demokrat sudah diambil alih. Tapi karena kasusnya sudah mencuat ke publik, ini yang harus kita nanti perkembangannya," ujar Ujang.
Sebelumnya, AHY menyatakan bahwa ada gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai melalui kongres luar biasa. AHY menyebut ada orang di lingkaran Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang terlibat. Menurut AHY para pimpinan dan kader yang melaporkan gerakan itu merasa tidak nyaman.
AHY awalnya tak menyebut nama, belakangan, Politikus Demokrat Rachland Nashidik kemudian menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ikut terlibat. Menanggapi tuduhan tersebut, Moeldoko melakukan konferensi pers. Ia menekankan bahwa isu ini tidak ada kaitannya dengan istana dan Presiden Jokowi. Hal ini, ujar dia, merupakan urusan personal. []