GELORA.CO - Penyangkalan terkait upaya 'kudeta' kepemimpinan Partai Demokrat terus disampaikan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, saat jumpa pers pada Rabu kemarin (3/2). Bahkan, penyangkalan ini disampaikan Moeldoko melalui pernyataan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, dalam jumpa pers pada 1 Februari 2021, Moeldoko mengakui bertemu dengan sejumlah kader Demokrat di rumahnya untuk mendengarkan curhat. Tetapi, pada jumpa pers 3 Februari, Moeldoko mengakui pergi ke hotel untuk menemui kader Demokrat.
"Artinya, ada upaya untuk menyisihkan waktu dan energi di antara kesibukan sebagai Kepala Kantor Staf Presiden untuk menemui kader-kader Partai Demokrat, yang berada di luar lingkup tanggungjawabnya," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterangannya yang diterima Redaksi, Kamis (4/2).
Menurut Zaky, para kader Demokrat yang ditemui Moeldoko di sebuah hotel di kawasan Kuningan itu dibujuk untuk datang dengan janji akan mendapat alokasi dana tanggap bencana alam di daerah masing-masing.
Para kader Demokrat pun datang dengan prasangka baik, untuk menghormati undangan. Tetapi malah diajak bicara soal KLB dan pencapresan 2024.
"Mereka tidak curhat," tegas Zaky.
"Inilah yang membuat mereka kemudian melaporkan pertemuan ini pada DPP. Mereka kader-kader yang setia pada hasil Kongres V Partai Demokrat tahun 2020," imbuh dia.
Lanjut Zaky, gestur mantan Panglima TNI itu juga tampak grogi dan canggung saat membantah upaya 'kudeta' kepemimpinan partai Demokrat.
"Kami mendapatkan banyak sekali pertanyaan tentang bahasa tubuh beliau yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan, dan isi pernyataan beliau yang kontradiktif," tuturnya.
"Apa yang beliau sampaikan juga bertentangan dengan keterangan saksi-saksi kami yang menghadiri pertemuan serta fakta pengakuan yang kami dapatkan," demikian Herzaky.
Saat jumpa pers di kediamannya pada Rabu (3/2), Kepala KSP, Moeldoko, mengakui pernah bertemu dengan beberapa kader Demokrat di sebuah hotel di Jakarta.
"Ya ada di hotel, ada di mana-mana. Enggak terlalu pentinglah itu. Intinya saya datang diajak ketemu," kata Moeldoko.
Moeldoko mengaku sudah biasa menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak, baik di kediamannya maupun di luar.
Namun ia tak menjelaskan berapa kali ia bertemu dengan politisi Demokrat yang kini dikaitkan dengan isu pengambilalihan partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut. []