GELORA.CO - Pengamat politik Nazar El-Mahfudzi mengomentari pelaporan tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) ITB ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan tuduhan terlibat radikalisme.
“Setelah FPI, BuzzerRp menyerang tokoh Muhammadiyah seperti Din Syamsuddin dengan tudingan radikal,” kata Nazar El-Mahfudzi, dikutip dari suaranasional, Sabtu (13/2/2021).
Menurut alumni pascarsarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, tudingan radikal terhadap Din Syamsuddin bisa mengarah ke tokoh Muhammadiyah lainnya seperti Anwar Abbas, Amien Rais, Chusnul Mariyah, Muhyiddin Junaidi maupun lainnya yang selama ini kritis terhadap pemerintahan Jokowi.
“BuzzerRp sengaja menyerang Din Syamsuddin dengan tudingan radikal untuk menggiring opini bahwa Muhamamdiyah itu radikal. Para BuzzerRp juga akan mengaitkan Muhammadiyah dengan Wahabi,” ungkapnya.
Menurut Nazar, Gerakan Anti Radikalisme (GAR) ITB yang menuding Din Syamsuddin radikal dan melaporkan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) justru memunculkan kegaduhan. “Publik tahu GAR ITB ini loyalis Jokowi garis keras dan membuat kegaduhan dengan memfitnah Din Syamsuddin,” jelas Nazar.
Nazar mengatakan, opini publik khususnya di media sosial menolak keras Din Syamduddin dikaitkan dengan radikal. “Tokoh NU sudah berbicara Din Syamsuddin tidak terkait dengan radikalisme,” paparnya.
Upaya menstigma radikal Din Syamsuddin maupun tokoh Muhammadiyah lainnya, kata Nazar pernah dialami tokoh-tokoh Islam lainnya Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Tengku Zulkarnain maupun para tokoh petinggi FPI. “Para petinggi FPI diopinikan sebagai radikal bahkan dituding terlibat teroris, akhirnya dimasukkan penjara,” jelas Nazar.
Kata Nazar, WhatsApp milik Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang diretas menunjukkan upaya membungkam tokoh Islam. “Abdul Mu’ti sebagai sekretaris PP Muhammadiyah sudah mengklarifikasi bahwa Din Syamsudddin bukan radikal. Setelah membuat pernyataan seperti itu Wa-nya di-hack,” papar Nazar. []