GELORA.CO - Nurul Machrus (39) merupakan pencari bibit porang yang sempat hilang di hutan Banyuwangi. Saat tidur di hutan, pria hilang itu mengaku dijaga 4 harimau.
Nurul bercerita, ia tak hanya ditemui orang misterius saat hilang di hutan untuk mencari bibit porang. Warga Dusun Sumbernanas, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi ini juga ditemui dan dijaga oleh 4 harimau.
Empat harimau itu menjaga Nurul saat tidur di teras depan rumah orang misterius. Orang misterius itu merupakan sesosok kakek-kakek yang mengajaknya singgah, saat Nurul kemalaman di tengah hutan.
"Dikasih kopi. Saya kan kena (penyakit) lambung. Saya tolak dan akhirnya dikasih air putih. Kemudian saya diajak makan, saya makan. Enak sekali Pak. Padahal cuma sayur satu, tidak pakai lauk. Sayur kesimbukan kalau kata orang Osing. Padahal, kalau sekarang saya tidak mau karena bau kesimbukan. Tapi enak sekali pas saya makan itu," ujar Nurul melanjutkan cerita mistis kepada wartawan, Rabu (24/2/2021).
Usai makan malam, ia pun izin kepada kakek tersebut untuk beristirahat di teras rumahnya. Nurul sempat merasa cemas tidur di luar mengingat lokasi tempatnya bermalam berada di tengah hutan. Seperti sudah mengetahui kerisauan hati Nurul, kakek itu berkata bakal ada yang menjaganya.
Betapa terkejutnya Nurul, tiba-tiba muncul empat ekor harimau tepat berada di sebelahnya. Tiga harimau berwarna kuning dan seekor berwarna hitam pekat. Harimau yang berwarna hitam ini mengaum keras sehingga mengganggu istirahatnya. Saat itu, Nurul merasa sudah familiar dengan kawanan harimau tersebut. Ia pun meminta agar harimau berwarna hitam berhenti mengaum dan membangunkannya pada keesokan harinya.
"Yang hitam besar ini teriak (mengaum). Kemudian saya bilang 'cul cul ojo rame. Sun arep turu kesok isuk baen isun gugahen' (cul-cul jangan ramai. Saya mau tidur. Besok pagi saja bangunkan saya). Akhirnya diam dan saya tidur," ungkapnya.
Pagi keesokan harinya, Nurul terjaga dari tidurnya. Dia merasa heran karena empat ekor harimau yang menemaninya saat malam sudah tidak ada. Ia pun bergegas mencari sang kakek tua untuk pamitan pulang ke rumah.
Kakek itu pun mempersilakannya untuk pulang. Namun sebelum pulang, Nurul diminta untuk sarapan pagi terlebih dahulu. Usai sarapan, muncul 4 wanita yang akan mengantarnya. Meski sudah tua, empat perempuan tersebut memiliki paras rupawan. Seingat Nurul, ia diantar oleh empat perempuan tersebut dengan mengendarai sebuah kereta.
"Naik kereta. Tapi saya nggak sadar yang narik kereta itu apa. Antara sadar dan tidak," sebutnya.
Ia pun diturunkan di tengah hutan. Saat itu, dua orang perempuan pengantarnya berkata agar Nurul berjalan lurus ke arah Selatan. Namun dirinya memberontak karena arah selatan yang ditunjuk oleh perempuan tersebut adalah arah sebaliknya.
"Saya berontak. Salah ini. Itu ke utara bukan selatan. Sumbernanas arahnya ke Selatan. Kamu jangan ikuti kata hatimu, ikuti apa yang saya bilang. Dia bilang seperti itu," ungkap Nurul.
Tanpa pikir panjang, Nurul menuruti apa yang dikatakan perempuan tersebut. Namun hingga tengah hari ia tak juga menemukan jalan pulang. Ia pun menemukan sumber air dan mengambil air wudu untuk salat zuhur. Usai salat, ia melanjutkan perjalanannya untuk kembali ke rumah.
Saat sore hari, Nurul menemukan saluran pipa air yang menjadi penghidupan masyarakat Sumbernanas. Yang mengherankan, pipa tersebut mengarah ke Barat (ke atas) dari yang semestinya ke arah timur. Ia pun teringat kembali akan perkataan perempuan yang mengantarnya tadi, 'jangan ikuti hatimu'.
Hingga matahari hampir tenggelam, Nurul tak kunjung menemukan jalan pulang. Ia pun berteriak meminta tolong, berharap ada orang yang mendengarnya. Sayang tak ada satu orang pun yang menyahutinya. Ketika suaranya hampir habis, Nurul mendengar ada suara yang menyahutinya.
"Saat matahari terbenam, saya dengar sahutan. Saya familiar dengan suara tersebut. Itu Bapak saya," kata Nurul.
Akhirnya Nurul bertemu dengan Bapak mertuanya yang saat itu tengah bersama warga mencari keberadaan dirinya. Namun, Nurul merasa aneh karena waktu berganti secara cepat.
Koordinator Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setia Budi mengatakan, pria hilang itu ditemukan tidak jauh dari lokasi ditemukannya sepeda motor korban. "Terlepas dari cerita korban, mungkin korban ini linglung sesaat. Mungkin korban ini kecapekan sehingga lupa dan bingung jalan pulang," kata Wahyu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nurul dilaporkan hilang sejak Sabtu (20/2) di kawasan hutan petak 67 A RPH Gombeng, KPH Banyuwangi Utara. Mendapati laporan ini, Tim SAR, TNI/ Polri dibantu warga, saat itu langsung berupaya melakukan pencarian. Namun hingga tiga hari dicari, korban tak kunjung ditemukan. Selain terkendala cuaca, Tim SAR Gabungan yang melakukan upaya pencarian juga terkendala medan berat di dalam hutan.(dtk)