GELORA.CO - Sejak kemarin, Presiden Joko Widodo atau Jokowi ramai dibicarakan publik. Sebab, orang nomor satu di Indonesia itu memicu kerumunan saat berkunjung ke Kabupaten Sikka, Flores Nusa Tenggara Timur (NTT). Imbasnya, sejumlah pihak menuding Jokowi melanggar protokol kesehatan.
Pada sejumlah video yang beredar di media sosial, Jokowi terlihat menaiki mobil Mercedes-Benz G350d saat berada di tengah kerumunan warga. Dia kemudian keluar dari atap kendaraan, dan melambaikan tangan ke berbagai arah.
Usai tayangan itu viral dan memicu sejumlah respons, Istana langsung memberi penjelasan. Mereka mengatakan, kerumunan tersebut terjadi bukan karena disengaja, melainkan antusiasme tinggi warga setempat yang membuat Jokowi terpaksa berhenti dan menampakkan diri dari mobil.
“Benar itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, melalui keterangan resminya.
"Jadi sebenarnya itu melihat spontanitas dan antusiasme masyarakat Maumere menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Dan kebetulan mobil yang digunakan presiden atapnya dapat dibuka, sehingga presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," sambungnya.
Jokowi Berkunjung ke NTT. Foto: Instagram.
Lebih jauh, Bey menambahkan, selain menyapa, Jokowi keluar dari atap kendaraan juga untuk mengingatkan masyarakat pentingnya menggunakan masker. Bukan hanya itu, dia juga membagikan souvenir berupa buku dan juga kaos.
"Itu spontanitas presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, suvenirnya itu buku, kaus, dan masker. Poinnya, presiden tetap mengingatkan warga tetap menaati protokol kesehatan," kata Bey.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengaku heran dengan pernyataan Istana yang menyebut kerumunan itu terjadi lantaran spontanitas warga. Sebab, jika benar demikian, mengapa Jokowi sudah menyiapkan suvenir di mobil dan membagikannya kepada mereka?
“Ini bukan yang pertama Pak Jokowi bagi-bagi suvenir yang kemudian menimbulkan kerumunan. Sebelumnya bagi-bagi nasi kotak, kemarin bagi-bagi suvenir. Jika itu sudah dipersiapkan di mobil, namanya bukan spontanitas” tulisnya melalui akun Twitter @mardanialisera.
Bukan hanya tokoh partai, warganet juga tak setuju jika kerumunan tersebut merupakan bentuk spontanitas warga. Setidaknya hal itu yang disampaikan akun bernama @JustDeneez.
“Sepertinya emang direncanakan. Soalnya sudah disiapkan kaos buat dibagi-bagi. Sayang sekali tidak memberikan contoh yang baik buat masyarakat di saat pandemi seperti ini,” kata dia. (*)